Airbus menyalip Boeing dan memenangi persaingan pesanan tahunan untuk tahun kelima berturut-turut setelah mengejar kesepakatan pembelian pada minggu-minggu terakhir 2017, Reuters melaporkan, Senin (15/1).
Produsen pesawat terbang Eropa ini, mengatakan pesanan bersih, setelah pembatalan, naik 52 persen menjadi 1.109 pesawat jet pada 2017, mengungguli jumlah pesanan untuk Boeing sebanyak 912 pesawat.
Jumlah pesanan kotor Airbus tanpa disesuaikan dengan pembatalan adalah 1.229 pesawat, dibandingkan 1.053 pesawat untuk Airbus.Setelah memuncak pada 2014, Airbus mengatakan permintaan pesawat jet tumbuh pesat dari yang diperkirakan. Hal ini menggambarkan kesibukan lalu lintas udara seiring dengan membaiknya perekonomian global.
“Semua pasar menguat,” kata kepala penjualan Airbus, John Leahy mengatakan kepada wartawan.
Airbus memastikan sudah memenuhi target utama 2017, yaitu melakukan pengiriman lebih dari 700 pesawat. Airbus mengirim 718 pesawat pada 2017 kepada para pembeli, naik 4 persen dari tahun sebelumnya.
Namun Boeing masih pembuat pesawat jet terbesar di dunia untuk tahun keenam berturut-turut, dengan total pengiriman 763 pesawat.
“Kami mengalahkan Boeing sekali lagi...kami maju saja,” kata Leahy kepada Reuters.
Leahy memperkirakan pemesanan akan melampaui jumlah pengiriman pada 2018 untuk tahun kesembilan berturut. Sedangkan Kepala Operasi Airbus Fabrice Bregier memperkirakan “hampir 800” pengiriman tahun, karena produksi akan melesat setelah penundaan mesin.
Angka itu termasuk 30 pesawat yang sudah dibuat dan menunggu pengiriman mesin dari Pratt & Whitney milik United Technologies. Namun Bregier mengatakan dia yakin bisnis Amerika akan membaik setelah penundaan pengiriman mesin baru.[fw/au]