Tautan-tautan Akses

Akhir Sengketa Lahan Bekas Masjid Abad ke-16 yang Kini Dibangun Kuil Hindu di India


Kuil Ayodhya yang disengketakan, India, 10 November 2019. (REUTERS/Danish Siddiqui)
Kuil Ayodhya yang disengketakan, India, 10 November 2019. (REUTERS/Danish Siddiqui)

Selama hampir satu abad, umat Muslim dan Hindu terlibat sengketa lahan di kota kuno Ayodhya, di India utara. Lahan tersebut sebelumnya menjadi lokasi berdirinya sebuah masjid abad ke-16, sebelum dihancurkan kelompok Hindu garis keras pada tahun 1992, karena diyakini berada di atas lahan yang menjadi tempat kelahiran Dewa Hindu, Rama.

Kini, setelah keputusan Mahkamah Agung India tahun lalu, akan dibangun Kuil Dewa Rama –langkah yang disambut baik umat Hindu dan beberapa anggota organisasi Islam yang diundang ke upacara peletakkan batu pertama pembangunan kuil tersebut.

Perdana Menteri India Narendra Modi berpidato dalam perayaan Hari Kemerdekaan di Benteng Merah yang bersejarah di Delhi, India, 15 Agustus 2020. (Foto:REUTERS/Adnan Abidi)
Perdana Menteri India Narendra Modi berpidato dalam perayaan Hari Kemerdekaan di Benteng Merah yang bersejarah di Delhi, India, 15 Agustus 2020. (Foto:REUTERS/Adnan Abidi)

Pada 5 Agustus lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi menghadiri upacara peletakan batu pertama pembangunan kuil Hindu di sebuah lahan sengketa di India utara, lokasi sebuah masjid abad ke-16 dihancurkan kelompok garis keras Hindu pada tahun 1992.

Tanggal tersebut dipilih bukan hanya karena dianggap hari baik secara astrologi, tetapi juga bertepatan dengan satu tahun dicabutnya status semi-otonom wilayah Jammu dan Kashmir, negara bagian yang mayoritasnya Muslim, oleh Parlemen India.

Dalam upacara tersebut, seperti dikutip Reuters, Perdana Menteri Modi mengatakan:

“Kuil Shri Ram ini akan menjadi simbol modern budaya kita. Saya sengaja menggunakan kata ‘modern’. Kuil ini akan menjadi simbol keyakinan abadi kita: nasionalisme. Kuil ini juga akan menjadi simbol bersatunya kekuatan jutaan (orang," katanya.

Perdana Menteri India Narendra Modi melakukan upacara peletakan batu pertama sebuah kuil yang didedikasikan untuk dewa Hindu Ram di Ayodhya, India, Rabu, 5 Agustus 2020. (Foto: AP)
Perdana Menteri India Narendra Modi melakukan upacara peletakan batu pertama sebuah kuil yang didedikasikan untuk dewa Hindu Ram di Ayodhya, India, Rabu, 5 Agustus 2020. (Foto: AP)

Simbolisme tersebut disadari betul oleh pendukung maupun oposisi Partai Bharatiya Janata, partai Hindu nasionalis di mana Perdana Menteri Modi bernaung. Partai tersebut selama puluhan tahun berjanji untuk menghapus otonomi Kashmir yang dianggap meresahkan.

Mereka juga berjanji untuk membangun kuil bagi dewa Hindu, Rama, di atas lahan di mana masjid dari era Mughal sebelumnya berdiri kokoh di kota Ayodhya, negara bagian Uttar Pradesh, yang diyakini umat Hindu sebagai tempat kelahiran Rama.

“Upacara peletakan batu pertama ini akan mengarah pada pembangunan kota Ayodhya. Ada kerinduan mendalam di benak orang-orang tentang kapan Kuil Rama ini akhirnya akan dibangun dan kapan kami bisa melihat kuil yang megah dan agung bagi Dewa Rama," kata seorang pendeta Hindu di kota Ayodhya, Mahant Dharamda, ketika diwawancara kantor berita Associated Press.

"Setelah selama 71 tahun kasus ini bergulir, sekarang akhirnya momen yang agung itu telah tiba dan semua orang sangat bahagia untuk bisa menyaksikan (pembangunan) kuil bagi Dewa Rama. Kami sangat bahagia," lanjutnya.

Sengketa selama hampir seabad terkait lahan tersebut diselesaikan tahun lalu menyusul kemenangan besar Partai Bharatiya Janata dalam pemilu.

Pada November 2019, Mahkamah Agung India memutuskan bahwa lahan sengketa itu diserahkan kepada aliansi pembangunan kuil Hindu, sementara kelompok Muslim akan diberikan lahan seluas dua hektar di lokasi berbeda.

Seperti diberitakan Associated Press, kelompok garis keras Hindu sudah sejak lama menentang langkah para penjajah Muslim Mughal yang mendirikan masjid di atas kuil di kota kuno Ayodhya dahulu kala.

Lantas, pada Desember 1992, kerusuhan yang terjadi akibat penghancuran masjid itu memicu kekerasan massa yang menewaskan 2.000 orang, di mana sebagian besarnya adalah warga Muslim.

Sementara persidangan kasus penghancuran masjid tersebut masih berlanjut di pengadilan khusus, anggota beberapa organisasi Muslim yang diundang ke acara peletakan batu pertama pembangunan Kuil Dewa Ram justru mengatakan mereka senang kasus (sengketa lahan) yang memicu pertikaian antara komunitas Hindu dan Muslim itu akhirnya selesai.

Dua di antaranya adalah Syed Ahmad dan Shabhana. Keduanya menyambut baik pembangunan kuil tersebut dalam wawancara dengan Associated Press.

Seorang penganut agama Hindu merayakan keputusan Mahkamah Agung di Ayodhya, India, 9 November 2019. (Foto: REUTERS/Danish Siddiqui)
Seorang penganut agama Hindu merayakan keputusan Mahkamah Agung di Ayodhya, India, 9 November 2019. (Foto: REUTERS/Danish Siddiqui)

“Kami sangat senang Kuil Rama dibangun. Baik umat Hindu maupun Muslim senang bahwa masalah yang menyebabkan pertikaian antara keduanya – berkat Perdana Menteri Modi dan (Menteri Utama Uttar Pradesh) Yogi Adityanath, upaya cemerlang ini telah selesai," kata kata Syeh Ahmad.

"Kuil Rama akan tampak sangat tinggi dan indah. Ketika orang-orang melihatnya, mereka akan berkata, ‘Wow, Ayodhya. Wow, kampung halaman Rama," kata tambahnya.

VOA Weekend, 16 Agustus 2020 (1): Agama dan Toleransi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:06:54 0:00

“Sejak Mahkamah Agung (India) mengambil keputusan yang memihak pada (pembangunan) kuil, komunitas Muslim telah menerima keputusan tersebut. Komunitas Muslim juga ingin membantu pembangunan kuil itu," lanjut Shabhana.

Kuil Dewa Rama dirancang oleh arsitek dari Ahmedabad, Gujarat, daerah asal Modi. Ia mengajukan desain bangunan dari batu pasir yang menjulang setinggi 49 meter dengan lima kubah. [jm/rd]

XS
SM
MD
LG