Aktivis tunanetra China, Chen Guangcheng mengatakan kepada wartawan bahwa ia belum memutuskan langkah berikutnya, tetapi kepulangannya ke China tak dapat dielakkan.
Chen tiba di Taiwan hari Minggu untuk kunjungan 18 hari, untuk memberikan ceramah dan menemui para legislator agar mendorong kebebasan dan hak-hak asasi yang lebih besar bagi sesama warga China. Ia juga akan memberikan ceramah di universitas terkemuka Taiwan.
Kantor Presiden Taiwan Ma Ying-jeou menyatakan presiden tidak berencana bertemu dengan Chen. Kunjungan Chen disponsori oleh kelompok Asosiasi Taiwan bagi Hak Asasi China.
Chen menyulut krisis diplomatik antara China dan Amerika Serikat setahun silam sewaktu ia melarikan diri dari tahanan rumahnya ke Kedutaan Besar Amerika di Beijing. Setelah itu, ia menjadi mahasiswa khusus di Institut Hukum Amerika-Asia Universitas New York.
Awal bulan ini, Universitas New York menyatakan kegiatan Chen selama setahun di sana telah berakhir. Namun, Chen menuduh universitas tersebut tunduk pada tekanan dari Beijing dan memaksanya untuk pergi.
Chen membuat berang para pejabat setempat di China dengan mendokumentasikan pengaduan mengenai aborsi paksa dan pelanggaran lainnya dalam kebijakan satu anak yang diterapkan China.
Chen tiba di Taiwan hari Minggu untuk kunjungan 18 hari, untuk memberikan ceramah dan menemui para legislator agar mendorong kebebasan dan hak-hak asasi yang lebih besar bagi sesama warga China. Ia juga akan memberikan ceramah di universitas terkemuka Taiwan.
Kantor Presiden Taiwan Ma Ying-jeou menyatakan presiden tidak berencana bertemu dengan Chen. Kunjungan Chen disponsori oleh kelompok Asosiasi Taiwan bagi Hak Asasi China.
Chen menyulut krisis diplomatik antara China dan Amerika Serikat setahun silam sewaktu ia melarikan diri dari tahanan rumahnya ke Kedutaan Besar Amerika di Beijing. Setelah itu, ia menjadi mahasiswa khusus di Institut Hukum Amerika-Asia Universitas New York.
Awal bulan ini, Universitas New York menyatakan kegiatan Chen selama setahun di sana telah berakhir. Namun, Chen menuduh universitas tersebut tunduk pada tekanan dari Beijing dan memaksanya untuk pergi.
Chen membuat berang para pejabat setempat di China dengan mendokumentasikan pengaduan mengenai aborsi paksa dan pelanggaran lainnya dalam kebijakan satu anak yang diterapkan China.