Tunanetra pembangkang Tiongkok Chen Guangcheng dianugerahi penghargaan HAM di Washington hari Selasa, sembilan bulan setelah ia berhasil lolos dari tahanan rumah menuju kedutaan besar Amerika di Beijing yang kemudian membuat ia bebas untuk berangkat ke Amerika.
Aktivis hukum usia 41 tahun itu menjalani empat tahun penjara, ditambah penahanan tidak sah dan perlakukan buruk terpisah dari keluarganya setelah ia memimpin kampanye bagi hak-hak penyandang cacat dan menentang aborsi paksa di Tiongkok.
Chen diberi penghargaan dalam upacara di Gedung Kongres Amerika oleh Yayasan Lantos untuk Hak Azasi dan Keadilan.
Nama yayasan itu diambil dari nama anggota Kongres Amerika mendiang Tom Lantos, korban yang selamat dari Holocaust dan pejuang HAM terkemuka.
Ketua yayasan itu, Katrina Lantos Swett, kepada Associated Press mengatakan kasus Chen menunjukkan "tingkat ketakutan dan paranoia pemerintah Tiongkok terhadap seorang pemberani seperti Chen. Pengaruh sederhana dari kebenaran yang ia sampaikan sangat menakutkan mereka."
Chen, dalam pesan video yang dipasang dalam situs yayasan itu, berterima kasih kepada masyarakat dunia atas "keprihatinannya yang besar terhadap kebebasan, HAM, penegakan hukum dan keadilan sosial di Tiongkok."
Aktivis hukum usia 41 tahun itu menjalani empat tahun penjara, ditambah penahanan tidak sah dan perlakukan buruk terpisah dari keluarganya setelah ia memimpin kampanye bagi hak-hak penyandang cacat dan menentang aborsi paksa di Tiongkok.
Chen diberi penghargaan dalam upacara di Gedung Kongres Amerika oleh Yayasan Lantos untuk Hak Azasi dan Keadilan.
Nama yayasan itu diambil dari nama anggota Kongres Amerika mendiang Tom Lantos, korban yang selamat dari Holocaust dan pejuang HAM terkemuka.
Ketua yayasan itu, Katrina Lantos Swett, kepada Associated Press mengatakan kasus Chen menunjukkan "tingkat ketakutan dan paranoia pemerintah Tiongkok terhadap seorang pemberani seperti Chen. Pengaruh sederhana dari kebenaran yang ia sampaikan sangat menakutkan mereka."
Chen, dalam pesan video yang dipasang dalam situs yayasan itu, berterima kasih kepada masyarakat dunia atas "keprihatinannya yang besar terhadap kebebasan, HAM, penegakan hukum dan keadilan sosial di Tiongkok."
