Amadi Onyekachi mengatakan diserang secara seksual oleh seorang perwira polisi Nigeria pada pertengahan Oktober. Awalnya, ia merasa tidak akan pernah mendapatkan keadilan karena "tidak mungkin" bahwa ia akan melaporkan kejadian itu pada polisi setempat.
Namun Onyekachi meski lelah dan trauma ia mengungkapkan pikirannya menjelang tidur di Instagram.
Sementara dia tidur, postingannya yang merinci tuduhan penyerangan itu tersebar ke seluruh Nigeria, menghasilkan ratusan pengguna yang mendukung perjuangannya dan mengomentarinya dan ribuan pengguna mempostingnya kembali.
Dalam postingannya, Onyekachi mengatakan seorang petugas Pasukan Khusus Anti Perampokan memerintahkannya keluar dari taksi dan menuduhnya sebagai "gadis penipu di Yahoo" dan seorang pelacur. Onyekachi mengatakan petugas itu kemudian menuduhnya sebagai pengedar narkoba dan perlu mencari menggeledah tubuhnya.
"Bajingan ini meletakkan tangannya di dalam bra saya," tulisnya tanggal 16 Oktober. "Ketika saya berteriak dan mencoba keluar, ia mengatakan kalau mendengar suara lagi ia akan memukuli saya."
"Dengan penuh kekuatan ia meletakkan tangannya di celana saya dan di dalam tubuh saya," kata Onyekachi VOA.
Postingan itu menarik perhatian wakil komisaris polisi dan pejabat Humas di Negara Bagian Kwara, lokasi kejadian itu. Onyekachi dipanggil untuk memberikan pernyataan resmi dan mengenali penyerangnya, yang katanya mudah dilakukan karena petugas tersebut punya cacad kaki yang mudah dikenali. Petugas yang dimaksud dikenai tuduhan dan kini menanti persidangan.
Onyekachi mengatakan kalau ia "tidak mempostingnya di media sosial, penangkapan itu tidak akan pernah terjadi."
Kini ia mendesak wanita lain untuk maju kalau mereka diserang. "Saya ingin memberi tahu orang-orang bahwa mereka harus berbicara, jika tidak pelaku tidak akan dihukum - bukan hanya petugas polisi tapi semua orang pada umumnya," katanya. [my/jm]