Kepolisian Thailand menangkap seorang penyanyi rap dan tujuh aktivis prodemokrasi. Banyak pihak menilai penangkapan mereka merupakan bagian dari usaha pemerintah untuk menumpas protes yang kian berkembang di negara itu.
Dechathorn Bamrungmuang, penyanyi rap itu, memposkan gambar penangkapan terhadap dirinya pada laman Facebooknya, Kamis (20/8). Anggota inti kelompok yang menamakan diri mereka Rap Against Dictatorship itu, dan tujuh aktivis lainnya, ditangkap sehari sebelumnya, dan dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi.
Dechathorn dan para aktivis tersebut dituduh menghasut massa untuk melakukan pemberontakan setelah sebelumnya menuntut Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dan pemerintah untuk mundur. Mereka menganggap mantan jenderal itu tidak kompeten dan korup.
Mantan panglima militer Thailand itu merebut kekuasaan melalui kudeta militer pada 2014, dan kemudian mempertahankan kekuasaannya melalui pemilu 2019 yang dicurigai telah dicurangi untuk memastikan kemenangannya. Ia kemudian menunjuk sejumlah mantan jenderal untuk menduduki posisi-posisi kunci di kabinetnya.
Protes-protes yang berkembang akhir-akhir ini di Thailand pada intinya mengusung tiga tuntutan: melangsungkan pemilu baru, mengubah konstitusi yang diberlakukan militer dan mengakhiri intimidasi terhadap para pengecam pemerintah. Belakangan, para pemimpin protes memperluas agenda mereka dengan mengeluarkan manifesto yang menuntut reformasi Kerajaan Thailand. [ab/uh]