Mantan Wakil Presiden Al Gore mengaku, dia frustrasi ketika mendengar kabar bulan lalu bahwa Presiden Trump menarik diri dari Persetujuan Iklim Paris, namun sejak itu dia menjadi lebih optimis.
Gore khawatir bahwa penarikan AS dari perjanjian itu akan mendorong negara lain untuk juga tidak ikut serta dalam perjanjian bersejarah yang bermaksud menerapkan solusi energi bersih. Tetapi bukan itu yang terjadi.
“Kita masih jadi bagian dari persetujuan itu, dan kita akan mengisi senjang itu. Kita akan memenuhi komitmen AS, terlepas dari apa yang dilakukan Donald Trump,” kata Gore kepada kantor berita Associated Press.
Pernyataannya datang menyusul peluncuran film dokumenternya yang baru, “An Inconvenient Sequel,” lanjutan dari filmnya yang terdahulu dan pemenang Oscar 2006, “An Inconvenient Truth.'' Film barunya melanjutkan percakapan untuk menemukan solusi atas dampak perubahan iklim, termasuk penekanan pada energi terbarukan.
Sama seperti dalam film yang pertama, Gore memimpin diskusi. Ini merupakan peran kedua luar biasa bagi Gore sejak dia memenangkan jumlah suara dalam pemilihan presiden pada 2000, namun kalah dalam Electoral College.
Tidak diragukan bahwa Gore kecewa karena kekalahannya itu, namun citranya sebagai tokoh penting dalam menyuarakan masalah lingkungan hidup setara suksesnya, dan telah terbukti dari pengumpulan Hadiah Nobel, Academy Award, Emmy, dan Grammy untuk pengabdiannya yang tak kenal lelah bagi kegiatannya di bidang perubahan iklim. [ps/jm]