Dengan serangan hari Sabtu terhadap restoran “The Village” di pusat kota Mogadishu, sudah dua kali bisnis ini menjadi sasaran dalam setahun belakangan. Menurut tim penyelidik, bom meledak dekat restoran di jam makan siang yang sibuk. Beberapa menit kemudian, seorang penyerang bunuh diri meledakkan bom di lokasi yang sama. Seorang komandan polisi, Mohamed Dahir, mengutarakan, serangan tersebut dahsyat dan banyak yang terbunuh.
“Seperti yang Anda lihat, kami telah mengumpulkan banyak jenazah dan orang-orang yang luka," ujar Dahir. "Sejauh ini, 18 orang tewas dan banyak pula yang luka. Kami akan memberikan jumlah yang pasti bila telah kami temukan semua."
Restoran milik pengusaha Inggris keturunan Somalia itu kerap didatangi mahasiswa, politisi dan wartawan. Restoran itu pernah diserang September tahun lalu, dan lebih dari 15 orang terbunuh, termasuk beberapa wartawan.
Kelompok militan Islamis al-Shabab mengatakan telah melancarkan serangan itu, karena restoran tadi digunakan sebagai basis intelijen asing dan lokal. Kelompok militan tersebut telah melakukan berbagai serangan mematikan di ibukota, yang menargeti fasilitas-fasilitas pemerintah, pasukan Uni Afrika dan tempat-tempat umum.
Meskipun kalah melawan operasi militer yang dikoordinasi oleh pasukan-pasukan regional, kelompok militan tersebut terus saja melancarkan serangan-serangan sporadis. Bulan Juni lalu, lebih dari 15 orang terbunuh ketika para pejuang al-Shabab menyerbu gedung PBB di Mogadishu.
Al-Shabab masih menguasai kota-kota dan desa-desa di Somalia selatan, sambil pemerintah baru berusaha memperkuat lembaga-lembaga nasional yang telah melemah akibat perang yang telah berlangsung selama dua dasawarsa. END
“Seperti yang Anda lihat, kami telah mengumpulkan banyak jenazah dan orang-orang yang luka," ujar Dahir. "Sejauh ini, 18 orang tewas dan banyak pula yang luka. Kami akan memberikan jumlah yang pasti bila telah kami temukan semua."
Restoran milik pengusaha Inggris keturunan Somalia itu kerap didatangi mahasiswa, politisi dan wartawan. Restoran itu pernah diserang September tahun lalu, dan lebih dari 15 orang terbunuh, termasuk beberapa wartawan.
Kelompok militan Islamis al-Shabab mengatakan telah melancarkan serangan itu, karena restoran tadi digunakan sebagai basis intelijen asing dan lokal. Kelompok militan tersebut telah melakukan berbagai serangan mematikan di ibukota, yang menargeti fasilitas-fasilitas pemerintah, pasukan Uni Afrika dan tempat-tempat umum.
Meskipun kalah melawan operasi militer yang dikoordinasi oleh pasukan-pasukan regional, kelompok militan tersebut terus saja melancarkan serangan-serangan sporadis. Bulan Juni lalu, lebih dari 15 orang terbunuh ketika para pejuang al-Shabab menyerbu gedung PBB di Mogadishu.
Al-Shabab masih menguasai kota-kota dan desa-desa di Somalia selatan, sambil pemerintah baru berusaha memperkuat lembaga-lembaga nasional yang telah melemah akibat perang yang telah berlangsung selama dua dasawarsa. END