Lembaga-lembaga pendidikan yang didanai asing mengurangi kegiatan mereka di Pyongyang seiring dengan semakin banyak negara mengeluarkan peringatan perjalanan ke Korea Utara setelah Pyongyang mengeluarkan ancaman misil dan nuklirnya.
“British Council menghentikan sementara program pengajaran bahasa Inggris di Pyongyang setelah nasihat perjalanan pemerintah Inggris diubah,” juru bicara lembaga berbasis di London itu mengatakan melalui email kepada VOA.
British Council juga menangguhkan diskusi mengenai perluasan programnya di Korea Utara.
Keputusan itu dikeluarkan mematuhi peringatan perjalanan yang dikeluarkan kementerian luar negeri Inggris belum lama ini setelah Pyongyang melakukan uji coba peluncuran misil jarak jauh dan ledakan bom nuklir.
Hari Minggu, rezim Kim Jong Un mengumumkan melalui media pemerintah bahwa negara itu telah meledakkan senjata termonuklir yang dapat dipasang pada hulu ledak misil balistik antar benua.
Sebelumnya pada hari Senin (4/9), Pyongyang University of Science and Technology (PUST) merilis pengumuman dimulainya semester Musim Gugur. Dalam pernyataanya, universitas itu menyatakan pengaturan kelas sudah “disesuaikan dengan sumber daya yang ada,” pernyataan yang menunjukkan pelarangan melakukan perjalanan yang diberlakukan Amerika sejak 1 September.
PUST adalah universitas swasta yang sebagian besar didanai oleh kelompok-kelompok gereja Kristen Penginji dari Barat dan memberikan pendidikan untuk anak-anak dari golongan elit di Korea Utara. Universitas ini biasanya memiliki 60 hingga 80 tenaga pengajar asing dan kira-kira setengahnya adalah pemegang paspor Amerika , menurut PUST dalam pernyataannya. PUST tidak memberikan penjelasan berapa banyak tenaga pengajar Amerika yang terkena pelarangan melakukan perjalanan, namun universitas tersebut mengatakan ada “tambahan tenaga akademik yang akan bergabung saat kegiatan belajar semester ini mulai berjalan.” [ds/fw]