Tautan-tautan Akses

Amerika Masukkan Tencent, CATL ke dalam Daftar Perusahaan China yang Diduga Membantu Militer Beijing


Seorang pria berjalan melewati markas raksasa teknologi asal China, Tencent, di Shenzen, provinsi Guangdong, pada 10 Juli 2022. (Foto: AFP/Jade Gao)
Seorang pria berjalan melewati markas raksasa teknologi asal China, Tencent, di Shenzen, provinsi Guangdong, pada 10 Juli 2022. (Foto: AFP/Jade Gao)

Menurut pemberitahuan Register Federal, daftar tahunan perusahaan militer China—secara resmi dikenal sebagai “Daftar Bagian 1260H”—mencakup 134 perusahaan.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat menyatakan pada Senin (6/1) bahwa pihaknya telah menambahkan sejumlah raksasa teknologi China—termasuk pemimpin di bidang gim dan media sosial, Tencent Holdings, serta pembuat baterai CATL—ke daftar perusahaan yang menurut AS bekerja sama dengan militer China.

Dalam dokumen yang diterbitkan pada Senin, daftar itu juga mencantumkan perusahaan pembuat cip Changxin Memory Technologies, Quectel Wireless, dan produsen drone Autel Robotics.

Menurut pemberitahuan Register Federal, daftar tahunan perusahaan militer China—secara resmi dikenal sebagai “Daftar Bagian 1260H”—mencakup 134 perusahaan.

Saham Tencent yang diperdagangkan di AS, perusahaan induk aplikasi pesan instan WeChat, turun 8 persen di pasar over-the-counter (perdagangan saham secara langsung antara dua pihak, tanpa pengawasan bursa). Dalam pernyataan resminya, Tencent menyebut bahwa pencantumannya dalam daftar adalah “jelas sebuah kesalahan.” Tencent menambahkan, “Kami bukan perusahaan militer maupun pemasoknya. Berbeda dengan sanksi atau kontrol ekspor, pencantuman ini tidak berdampak pada bisnis kami.”

CATL menilai penetapan tersebut sebagai kesalahan, dengan mengatakan pihaknya “tidak terlibat dalam aktivitas apa pun yang berhubungan dengan militer.” Seorang juru bicara Quectel mengatakan, “Kami tidak bekerja sama dengan militer di negara mana pun dan akan meminta Pentagon meninjau kembali penetapan ini, yang jelas dibuat karena kekeliruan.”

Perusahaan lain dalam daftar, serta Kedutaan Besar China di Washington, belum menanggapi permintaan komentar atau belum memberikan pernyataan. Di tengah hubungan yang tegang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia, daftar terbaru itu menjadi salah satu dari berbagai langkah yang diambil Washington dalam beberapa tahun terakhir untuk menyoroti dan membatasi perusahaan China yang dianggap menimbulkan risiko keamanan.

Craig Singleton, pakar China di lembaga Foundation for Defense of Democracies, mengatakan bahwa penambahan nama-nama tersebut menunjukkan “betapa berbahayanya” bagi perusahaan AS untuk berbisnis dengan semakin banyak korporasi China.

“AS tidak lagi hanya melindungi segelintir teknologi,” ujarnya. “Spektrum teknologi sensitif kian meluas, dan pagar pelindungnya kian diperkuat. Daftar hari ini memperlihatkan bahwa ini bukan sekadar perusahaan komersial—mereka menjadi pendukung utama modernisasi militer China, secara langsung mendukung ambisi strategis Beijing.”

Perusahaan lain yang ditambahkan mencakup MGI Tech—produsen instrumen sekuensing genom—serta Origincell Technology, yang oleh para legislator dituding mengoperasikan jaringan bank sel dan teknologi bio-storage. Kedua perusahaan tersebut belum segera memberikan tanggapan.

Sepanjang 2024, para legislator AS terus mendesak Pentagon agar memasukkan beberapa perusahaan, termasuk CATL, ke dalam daftar itu. Ford Motor membangun pabrik baterai di Michigan dan berencana melisensikan teknologi CATL untuk memproduksi baterai litium-besi berbiaya rendah di fasilitas tersebut—yang memicu kekhawatiran sejumlah anggota parlemen. Ford belum memberikan komentarnya pada Senin.

Meski penetapan tersebut tidak serta-merta melarang aktivitas secara langsung, hal itu bisa merusak reputasi perusahaan yang terdampak dan menjadi peringatan keras bagi entitas atau perusahaan AS tentang risiko berbisnis dengan mereka. Langkah tersebut juga bisa mendorong Departemen Keuangan AS untuk menjatuhkan sanksi.

Dua perusahaan yang sebelumnya telah tercantum—pembuat drone DJI dan pembuat Lidar Hesai Technologies—keduanya menuntut Pentagon tahun lalu atas penetapan mereka, tetapi masih masuk dalam daftar yang diperbarui.

Pentagon juga menghapus enam perusahaan yang dinilai tidak lagi memenuhi kriteria, termasuk firma kecerdasan buatan Beijing Megvii Technology, China Railway Construction Corporation Limited, China State Construction Group Co, dan China Telecommunications Corporation. [th/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG