Amerika sedang menyesuaikan kebijakannya atas Taiwan dan mendeklasifikasi dokumen-dokumen tentang penjualan senjata ke Taiwan, sementara China meningkatkan tekanan terhadap Taiwan.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri hari Senin (31/8) mengatakan langkah terbaru Amerika itu bukan perubahan kebijakan, tetapi bagian dari serangkaian “penyesuaian signifikan” dalam kebijakan “satu-China” yang sudah sejak lama diterapkan di Amerika.
“Amerika telah sejak lama memberlakukan kebijakan satu China [kebijakan di mana Amerika mengakui bahwa Partai Komunis Rakyat China adalah satu-satunya pemangku resmi di negara itu.red]. Ini berbeda dengan “Prinsip Satu China” yang dikenal Beijing, di mana Partai Komunis China menegaskan kedaulatan atas Taiwan. Amerika tidak memiliki posisi atas kedaulatan Taiwan,” ujar Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Untuk Urusan Asia Timur & Pasifik David Stilwell dalam sambutan virtualnya di Heritage Foundation hari Senin (31/8).
Taiwan mengatakan akan terus memperkuat kapabilitas pertahanannya, dan menyampaikan terima kasih kepada Amerika karena komitmen tegas atas keamanan Taiwan. Di Beijing, pejabat-pejabat China menyerukan Amerika untuk tidak meningkatkan hubungan dengan Taiwan.
Amerika dan Taiwan memulai dialog ekonomi bilateral yang baru setelah Taiwan pekan lalu mengumumkan akan mencabut pembatasan atas impor daging sapi dan babi Amerika.
Amerika mendeklasifikasi atau membuka dua set dokumen tentang komunikasi diplomatik tentang penjualan senjata Taiwan tahun 1982, dan tentang “Enam Jaminan” Amerika pada Taiwan yang selama ini sudah banyak diketahui umum. China telah dengan tegas menolak penjualan senjata Amerika ke Taiwan.
Berdasarkan “Enam Jaminan” yang ditawarkan pemerintahan mantan presiden Amerika Ronald Reagan itu, Amerika tidak setuju untuk melangsungkan konsultasi lebih dahulu dengan China terkait penjualan senjata ke Taiwan, juga tidak setuju mengambil posisi apapun terkait kedaulatan Taiwan. Amerika juga berjanji tidak akan pernah menekan Taiwan untuk berunding dengan China.
Para pakar mengatakan meskipun Amerika tidak menetapkan preseden baru dalam hubungannya dengan Taiwan, jaminan yang dikomunikasikan dengan membuka dokumen-dokumen tahun 1982 itu tampaknya baru. [em/jm]