Kelompok Pengamat Suriah mengatakan, serangan udara, yang tampaknya dilakukan oleh pasukan pimpinan Amerika, menghantam sasaran-sasaran Negara Islam, Sabtu, di Suriah. Pengamat HAM yang berbasis di Ingris mengatakan, pesawat-pesawat tempur koalisi menghantam provinsi Aleppo dekat Uiversitas al-Etihad, Markas Besar Negara Islam.
Pengamat itu mengatakan 31 ledakan dahsyat terdengar di provinsi Raqqa, kubu pertahanan Negara Islam, dan diberitakan jatuh korban-korban. Kelompok pemonitor tersebut juga melaporkan bahwa pesawat-pesawat tempur itu juga menghantam daerah-daerah sebelah timur kota gurun pasir Palmyra di provinsi Homs, Sabtu (27/9).
Pesawat-pesawat jet tempur, pesawat tak berawak dan pesawat lain Amerika juga menggempur sasaran Negara Islam di Irak dan Suriah, Jumat (28/9).
Serangan-serangan itu terjadi satu hari ketika Inggris, Denmark dan Belgia mengumumkan bahwa mereka akan melancarkan serangan udara terhadap kelompok itu di Irak, tetapi tidak di Suriah.
Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel, Jumat (26/9) mengatakan, lebih dari 200 serangan udara telah dilakukan di Irak dalam sepekan ini dan 43 di Suriah.
Ketua Gabungan Kepala-Kepala Staf Jenderal Martin Dempsey, Jumat (26/9) mengatakan, tindakan militer itu merupakan strategi pertama terhadap Irak, tetapi bukan saja strategi terhadap Irak. Dikatakannya serangan udara di Suriah itu menunjukkan bahwa para pejuang Negara Islam Negara Islam tidak memiliki tempat persembunyian yang aman.
