PBB mengutuk pembunuhan seorang pengacara HAM Irak oleh militan Negara Islam atau ISIS pekan ini, setelah aktivis itu berbicara menentang penghancuran yang dilakukan oleh kelompok itu di Mosul.
Sameera Ali al-Nuaimy diculik dari rumahnya dan disiksa selama lima hari sebelum ditembak mati hari Senin di lapangan umum.
Utusan PBB untuk Irak menyebut tindakan Negara Islam itu “pengecut yang tidak terlukiskan.”
The Gulf Center for Human Rights, yakni pusat HAM di Kawasan Teluk, mengatakan kelompok itu kemungkinan membunuh Al-Nuaimy karena pekerjaannya sebagai pembela HAM. Melalui media sosial, Al-Nuaimy juga mengkritisi penghancuran yang dilakukan oleh Negara Islam terhadap situs-situs keagamaan dan budaya di Mosul.
Kelompok militan itu merebut kota terbesar kedua Irak tersebut ketika menyerang wilayah utara negara itu pada bulan Juni, dan memberlakukan versi ekstrim dari apa yang mereka klaim sebagai hukum Islam.