Pasukan pemerintah Suriah dan pasukan oposisi telah melakukan serangan di Aleppo, kota terbesar negara itu, yang kemungkinan merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, kata Amnesty International dalam laporan baru hari Selasa (5/5).
Dengan mendasarkan temuannya pada wawancara dengan lebih 100 orang yang tinggal dan bekerja di Aleppo, Amnesty menggambarkan serangan militer sejak Januari yang mencakup penjatuhan “bom drum dan senjata peledak lainnya yang tidak akurat” terhadap pasar, masjid, rumah sakit dan sekolah.
Laporan itu juga menyebut serangan mortir pemberontak, serta penculikan dan perlakukan kejam terhadap tawanan oleh kedua pihak, tetapi mengatakan pasukan pemerintah bertanggung jawab atas sebagian besar pelanggaran hak asasi.
“Kekejaman luas, terutama pemboman dari udara dengan keji dan tidak henti-hentinya terhadap perkampungan sipil oleh pasukan pemerintah, telah mempersulit kehidupan kaum sipil di Aleppo dan semakin tidak tertahankan,” demikian kata Direktur Timur Tengah dan Afrika Utara Philip Luther dalam pernyataan. “Serangan yang terus-menerus dan keji ini terhadap daerah kediaman menunjukkan kebijakan yang sengaja menyerang kaum sipil yang merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
