Anak-anak jumlahnya mencapai separuh dari lebih dari 530 ribu orang yang terpaksa menyelamatkan diri dari rumah mereka karena meningkatnya kekerasan di Provinsi Cabo Delgado di Mozambik utara.
UNICEF mengatakan anak-anak telah menghadapi banyak bahaya dalam dua tahun belakangan, termasuk badai yang menghancurkan, banjir, kekeringan dan kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Juru bicara UNICEF Marixie Mercado mengatakan kepada VOA anak-anak ini kini terancam wabah penyakit mematikan yang disebarkan melalui air, seperti diare dan kolera, dan bisa semakin memperluas penyebaran virus corona. Dia mengatakan anak-anak yang kurang gizi adalah yang paling berisiko.
"Malnutrisi akut merupakan kondisi yang bisa mengancam nyawa, terutama bagi anak-anak yang telah terjangkit malaria atau campak, penyakit yang terdapat di Cabo Delgado. Anak-anak yang menderita kondisi lain bisa sembilan hingga 10 kali kemungkinan meninggal dunia dibandingkan anak-anak menderita malnutrisi akut saja," katanya.
UNICEF mengatakan dua dari setiap lima anak di provinsi itu mengalami kurang gizi kronis. Mercado mencatat bahwa anak-anak ini memerlukan perawatan teraputik dan perawatan khusus supaya bisa bertahan.
UNICEF, katanya, mengerahkan tim-tim kesehatan berjalan untuk memeriksa status gizi anak-anak dan menyediakan perawatan bagi kasus-kasus yang parah.
"Kami juga sangat khawatir mengenai anak-anak yang telah terpapar situasi berisiko tinggi dan pernah menyaksikan atau mengalami kekerasan fisik dan psikologis. Dan karena itu, penting agat kita memperkuat respon perlindungan bagi anak-anak ini, yang termasuk dukungan psiko-sosial serta dukungan dan perawatan jangka panjang," kata Marixie Mercado.
UNICEF memohon bantuan hampir $ 53 juta untuk merespon kebutuhan kemanusiaan yang paling mendesak di Mozambik dalam setahun ke depan. Angka itu termasuk $ 30 juta bagi keperluan yang paling mendesak di Cabo Delgado. [vm/jm]