Tautan-tautan Akses

Ratusan Pengungsi Tigray di Sudan Kelaparan dan Butuh Bantuan


Para pengungsi perempuan yang melarikan diri dari konflik di wilayah Tigray Ethiopia, menunggu pembagian selimut dari UNHCR di Hamdayet Transition Center, Sudan timur, 21 November 2020.
Para pengungsi perempuan yang melarikan diri dari konflik di wilayah Tigray Ethiopia, menunggu pembagian selimut dari UNHCR di Hamdayet Transition Center, Sudan timur, 21 November 2020.

Ratusan warga Ethiopia, yang melarikan diri ke Sudan untuk menghindari kekerasan di wilayah Tigray Utara, membutuhkan makanan dan bantuan, kata stasiun televisi Inggris Sky News, Senin (23/11).

Sky menayangkan rekaman video yang menunjukkan sejumlah perempuan dan anak-anak yang sedang menunggu di tenda-tenda darurat sambil memegang foto-foto orang yang mereka cintai.

Banyak keluarga terpencar saat melarikan diri di tengah kekacauan, dan kini berusaha bertahan hidup dengan hanya berbekalkan barang-barang seadanya.

Seorang pengungsi Tigray bernama Abendon Teklemariam mengungkapkan kesulitan yang dihadapi diri dan keluarganya. Ia mengatakan, mereka kelaparan dan kehausan dan tidak memiliki sarana transportasi untuk melanjutkan perjalanan.

Pengungsi Ethiopia yang melarikan diri dari pertempuran di wilayah Tigray, berkumpul di pusat penerimaan perbatasan "Village 8" di negara bagian Gedaref timur Sudan, 20 November 2020.
Pengungsi Ethiopia yang melarikan diri dari pertempuran di wilayah Tigray, berkumpul di pusat penerimaan perbatasan "Village 8" di negara bagian Gedaref timur Sudan, 20 November 2020.


PBB memperkirakan bahwa lebih dari 35.000 orang telah melarikan diri dari pertempuran yang mematikan di wilayah Tigray Ethiopia dan menyeberang ke Sudan.

Di Sudan, komunitas setempat dan organisasi-organisasi kemanusiaan kini kesulitan memberi makan dan menampung semakin banyak pengungsi, yang banyak di antara mereka adalah anak-anak.

Pemerintah Ethiopia telah memerangi pasukan regional Tigray sejak serangan 4 November terhadap sebuah pangkalan militer di sana.

Masing-masing pihak menganggap pihak lain ilegal, akibat perselisihan antara Perdana Menteri Abiy Ahmed, pemenang Nobel Perdamaian, dan para pemimpin Tigray yang pernah mendominasi koalisi yang berkuasa di negara itu. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG