Pemerintah China telah membuat sejumlah janji pembukaan pasar selama seminggu terakhir, tetapi para analis mengatakan langkah-langkah itu tidak akan membantu Beijing dan Washington menyelesaikan perbedaan mereka atau memajukan perundingan. Sebaliknya, frustrasi berkembang sementara sanksi-sanksi perdagangan terus menumpuk.
China telah menjanjikan langkah-langkah khusus untuk membuka sektor keuangan dan asuransi menjelang bulan Juni dan sebelum akhir tahun ini. China juga telah berjanji untuk memotong tarif impor mobil dari 25 persen tahun ini. Tidak dijelaskan berapa tarif yang baru.
Beijing juga mengatakan bahwa menjelang tahun 2020, pembuat mobil listrik tidak lagi harus mengadakan usaha patungan untuk menghindari tarif dan masuk ke pasar China.
Tetapi, langkah-langkah tersebut tidak membuat banyak orang terkesan, kata para analis.
Paul Haenle, direktur Pusat Kebijakan Global Tsinghua-Carnegie di Beijing, mengatakan sebelum diambil tindakan nyata, Amerika akan terus skeptis bahwa pengumuman semacam itu hanya sekadar isyarat simbolis yang akan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mewujudkannya.
"Beijing telah berulang-ulang menunjukkan bahwa mereka hanya bersedia melakukan perubahan kebijakan yang signifikan kalau itu menguntungkan kepentingan mereka, bukan untuk menanggapi tekanan internasional, sesuatu yang telah kita lihat dalam pendekatan mereka tentang masalah di semenanjung Korea," kata Haenle kepada VOA. [sp/ii]