Sebuah pembicaraan virtual antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin minggu ini mengonsolidasikan upaya oleh dua kekuatan Eurasia untuk menghadapi saingan bersama mereka Amerika Serikat pada tahun 2022, kata para analis.
Putin dan Xi berbicara pada Rabu sore, lapor kantor berita resmi China Xinhua, menandai ke-37 kalinya kedua pemimpin itu berhubungan langsung sejak 2013. Mereka menjanjikan lebih banyak kerja sama untuk menjaga kepentingan bersama, kata kantor berita itu, dan secara khusus membahas perdagangan, respon bersama terhadap pandemi, dan kerjasama energi.
“Saya pikir ini cukup jelas mereka mencoba untuk menunjukkan bahwa mereka bersatu dalam menghadapi masalah yang sama, dan itu adalah AS,” kata Collin Koh, seorang peneliti keamanan maritim di Nanyang Technological University di Singapura, kepada VOA.
Pejabat-pejabat AS dan para pemimpin Barat lainnya telah berbicara menentang pengerahan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina dan mengutuk apa yang mereka anggap sebagai ancaman militer China terhadap Taiwan. Washington adalah musuh Perang Dingin kedua negara itu. Angkatan bersenjata AS adalah yang terkuat saat ini, diikuti oleh Rusia dan China.
Putin dan Xi kemungkinan saling memberikan pengarahan pada Rabu tentang percakapan mereka masing-masing dengan Presiden AS Joe Biden, kata Koh. Perilaku AS, katanya, memberi duo itu “konvergensi strategis” yang lebih kuat. Xi dan Biden bertemu secara virtual pada November, diikuti oleh pertemuan Biden-Putin minggu lalu.
“Kami memiliki hubungan permusuhan terbuka dengan Amerika Serikat,” kata Vassily Kashin, peneliti senior dari Institut Studi Timur Jauh di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, merujuk pada pemerintah di Moskow.
“Masing-masing pihak tertarik untuk melemahkan kepemimpinan global AS, dan itu adalah kepentingan bersama yang paling signifikan,” katanya kepada VOA. [lt/pp]