Australia dan Selandia Baru, Kamis (6/4), memperingatkan, sejumlah extrimis kemungkinan merencanakan serangan pada sebuah acara peringatan Perang Dunia Pertama yang akan diselenggarakan di Turki bulan ini.
Menteri Urusan Veteran Australia Dan Tehan mendesak hampir 500 warga Australia dan Selandia Baru yang tercatat akan melakukan perjalanan ke Gallipoli, Turki, dalam rangka memperingat hari Anzac untuk berhati-hati dan waspada, namun tidak secara spesifik mengungkapkan dugaan ancaman itu.
Hari Anzac atau hari Pasukan Militer Australia dan Selandia Baru, diperingati setiap tahun pada 25 April untuk menandai pendaratan pasukan kedua negara di Gallipoli, Turki, pada Perang Dunia Pertama. Tahun ini adalah peringatan ke-102 peristiwa tersebut. Kini, Hari Anzac juga diperingati untuk mengenang jasa-jasa mereka yang pernah terlibat dalam operasi perdamaian.
Wakil komisaris Kepolisian Federal Australia Mike Phelan menolak merilis rincian ancaman itu. Dia hanya mengatakan, pemerintah menerima ancaman kemungkinan serangan teror di Semenanjung Gallipoli. Menurut Menteri Dan Tehan, pemerintah Australia dan Selandia Baru bekerja sama dengan pemerintah Turki untuk masalah pengamanan acara tersebut.
Selama dua tahun terakhir, kepolisian Australia mengatakan telah menggagalkan berbagai rencana serangan teror yang diarahkan pada peringatan Hari Anzac. Pada 2015, kepolisian Australia menangkap lima remaja yang terinspirasi ISIS sedang merencanakan serangan bertepatan dengan upacara Hari Anzac. Tahun lalu, polisi menangkap seorang remaja berusia 16 tahun dan mendakwanya merencanakan serangan pada upacara Hari Anzac di Sydney. [ab/lt]