Jenderal Martin Dempsey, Ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika, mengatakan ia berpendapat militer Rusia dan para pemimpinnya “kemungkinan adalah peserta setengah hati” dalam dalam penggunaan persenjataan di Ukraina.
Komentar Jenderal Dempsey itu disampaikan sementara Amerika menuduh Rusia memberi bantuan senjata kepada separatis di Ukraina. Amerika juga menuduh Russia terus melancarkan tembakan artileri ke wilayah Ukraina, tapi sebaliknya tidak ada indikasi bahwa Ukraina melakukan hal serupa ke dalam wilayah Rusia.
Berbicara pada suatu forum keamanan di Colorado, Jenderal Dempsey mengatakan ia cemas bahwa “meningkatnya gelombang nasionalisme” yang dikobarkan di Rusia bisa menjalar ke bagian-bagian lain di Eropa.
Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Steve Warren hari Jumat mengatakan para pejabat percaya pengiriman senjata Rusia ke Ukraina bagi separatis akan termasuk sistim artileri berkaliber berat dan lebih canggih dari yang digunakan sebelumnya.
Warren juga mengatakan rudal yang dikirim ke Ukraina itu adalah rudal darat-ke-darat, bukan rudal darat-ke-udara seperti yang diduga digunakan minggu lalu untuk menembak jatuh jet Malaysia Airlines yang menewaskan hampir 300 orang.
Juga hari Jumat, para duta besar negara-negara Uni Eropa bertemu di Brussels di mana mereka memilih untuk memperpanjang sanksi-sanksi terkait Ukraina, menarget para pejabat tinggi intelijen Rusia dan para pemimpin pemberontakan pro-Rusia di Ukraina timur. Di antara 15 orang lagi yang dikenai sanksi adalah kepala Dinas Keamanan Federal Rusia. Delapan belas perusahaan juga ditambahkan ke daftar perusahaan yang dikenai sanksi.
Kementerian Luar Negeri Rusia hari Sabtu mengecam sanksi-sanksi baru itu, dan mengatakan sanksi-sanksi itu akan mengacaukan perang melawan terorisme dengan membatasi kerjasama dari pihak Rusia.