Kepolisian di Amerika memiliki satu unit khusus yang dilengkapi dengan anjing pelacak, yang disebut dengan K-9. Unit K-9 ini membantu melacak narkoba dan bahan peledak, mencari orang yang hilang, menemukan bukti-bukti di tempat kejadian perkara (TKP), atau menyerang orang yang menjadi sasaran polisi.
Anjing-anjing polisi ini harus mampu mengingat sejumlah petunjuk verbal dan isyarat tangan. Anjing-anjing yang umumnya dilatih di Unit K-9 ini adalah jenis German Shepherd, Belgian Malinois, Bloodhound, Dutch Shepherd dan Retriever.
Seekor anjing di Kepolisian Fairfax, yang bernama Jack, baru-baru ini menarik perhatian banyak orang.
Jack masih harus menjalani latihan selama beberapa bulan lagi sebelum dapat mulai bertugas. Namun, Jack dan mitra-mitranya yang berkaki empat tidak bertugas untuk melacak narkoba, bahan peledak atau orang hilang. Ia akan membantu polisi mengatasi stres dan pengalaman traumatis yang emosional. Sebuah organisasi khusus yang disebut First Responders K-9 melatih anjing-anjing seperti Jack.
“First Responders K-9 melatih dan menyediakan anjing-anjing yang sudah dilatih bagi para petugas pertolongan pertama yang mungkin luka-luka ketika bertugas, atau mengalami isu-isu mobilitas, gangguan stres pasca trauma atau PTSD, trauma cedera otak dan sebagainya,” kata Matt Giesse dari First Responders K-9.
Mereka-mereka yang membantu melatih anjing-anjing ini adalah polisi, petugas pemadam kebakaran dan paramedis.
“Saat ini, ketika kita mulai memusatkan perhatian pada pelatihan, maka kita akan fokus pada disabilitas. Anjing-anjing ini mampu membuka pintu, menekan tanda “difabel,” dan lain-lain. Jadi pintu akan terbuka dan anjing-anjing ini akan mengambil barang yang dibutuhkan pemiliknya,” kata Chris Sharp dari Kepolisian Fairfax.
Saat ini ada lima anjing yang dilatih di sini. Masing-masing diberi nama polisi yang gugur dalam tugas.
Setelah latihan ini berakhir, Jack dan Holmes – dua anjing di Unit K-9 – akan bekerja dengan polisi untuk membantu mencegah terjadinya PTSD.
Sementara tiga anjing lainnya – Indy, Sally dan Lenny – akan membantu mereka-mereka yang mengalami trauma psikologis atau trauma fisik yang parah.
“Merupakan suatu berkah saya dapat belajar tidak saja dari pelatih saya, Kaitlin, dan anjing di Unit K-9, Indy, tetapi juga sejumlah orang lainnya; untuk menjadi manusia yang lebih sabar. Saya mulai membawa Indy ke kantor dan bersamanya selama 24 jam. Orang-orang di gedung di mana juga terdapat anjing-anjing lain menjadi gembira,” ujar Kepala Departemen Kepolisian Kabupaten Fairfax Edwin Roessler
Menurut sebuah LSM bernama “Blue H.E.L.P” pada 2018 lalu, jumlah polisi yang bunuh diri melampaui jumlah mereka yang tewas ketika bertugas.
“Apa yang banyak tidak disadari orang adalah ketika ada panggilan polisi, hal itu bukan karena seseorang mengalami hari yang sangat baik, tetapi sebaliknya karena mereka mengalami hari yang sangat buruk atau bahkan terburuk dalam hidupnya,” tutur Chris Sharp, menjelaskan awal program itu.
“Selama masa tugas 12 jam atau 10 jam, kami harus menghadapi sisi terburuk dari banyak orang, mengatasinya dan kemudian melanjutkan dengan panggilan berikutnya seakan-akan tidak ada kejadian buruk sebelumnya,” ujarnya.
Melatih seekor anjing membutuhkan banyak upaya dan mungkin memakan waktu hingga dua tahun. Anjing jenis Labrador Retriever dan Golden Retriever umumnya dipilih untuk melakukan pekerjaan ini karena mereka sangat tenang dan cerdas dibanding jenis-jenis anjing lainnya.
“Sekarang anjing yang saya latih sedang belajar bagaimana menyapa orang, berinteraksi di depan umum, berada dalam kelompok besar dan bagaimana bersosialisasi dengan orang atau hewan lain,” kata Dustin dari Kepolisian Fairfax
First Responder K-9 berencana untuk mulai bekerja sama dengan kepolisian lain di seluruh Amerika. [em/jm]