Tautan-tautan Akses

Antisipasi Serangan Turki, AS Menyingkir dari Timur Laut Suriah


Pasukan AS dan Turki melakukan patroli gabungan kedua di timur laut Suriah, 24 September 2019. (Foto: VOA)
Pasukan AS dan Turki melakukan patroli gabungan kedua di timur laut Suriah, 24 September 2019. (Foto: VOA)

Gedung Putih menyatakan bahwa pasukan Amerika Serikat di timur laut Suriah akan menyingkir untuk mengantisipasi serangan Turki. Pasukan AS akan meninggalkan para pejuang Kurdi yang berjuang bersama untuk mengalahkan militan ISIS.

Dilansir dari kantor berita Associated Press, pernyataan Pemerintah AS yang dikeluarkan Minggu (6/10) tersebut nampaknya akan dilihat sebagai upaya meninggalkan sekutu kurdi yang sudah lama dikhawatirkan banyak pihak. Kurdi menanggung dampak paling berat dari operasi militer pimpinan AS melawan militan ISIS.

Selama berbulan-bulan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan meluncurkan serangan militer terhadap pasukan Kurdi di sepanjang perbatasan yang dilihat menjadi ancaman bagi negaranya. Kubu Partai Republik dan Demokrat telah memperingatkan bahwa membuka serangan Turki dapat berujung pada pembantaian suku Kurdi, yang menjadi pesan serius bagi sekutu Amerika di seluruh dunia.

Juru bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham, mengatakan bahwa tentara AS “tidak akan mendukung atau terlibat dalam operasi tersebut” dan “tidak akan lagi berada di daerah terdampak,” di timur laut Suriah. Pernyataan yang tidak menyebut nasib para pejuang Kurdi tersebut dikeluarkan Minggu (6/10) malam, waktu yang tak biasa bagi Gedung Putih untuk mengeluarkan sebuah pernyataan.

Sekitar 1.000 tentara AS berada di Suriah Timur Laut, dan seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa mereka akan mundur dari area tersebut – dan berpotensi untuk meninggalkan negara tersebut seluruhnya jika pertempuran antara pasukan Turki dan Kurdi meluas.

Gedung Putih menuturkan bahwa pengumuman tersebut dikeluarkan setelah pembicaraan telepon antara Presiden Donald Trump dan Erdogan. [ga/ft]

XS
SM
MD
LG