Satuan Tugas Operasi Tinombala 2016 berhasil menangkap dua anggota Kelompok Mujahidin Indonesia Timur atau kelompok Santoso di kawasan sekitar aliran sungai Puna, Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Seorang lagi ditemukan tewas di lokasi yang sama. Dua anggota kelompok Santoso yang tertangkap itu diidentifikasi sebagai Basri alias Bagong dan istrinya bernama Nurmi Usman alias Oma.
Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, AKBP Hari Suprapto mengatakan, sebelum penangkapan itu pada pukul 9 pagi waktu Indonesia Tengah, petugas mendapatkan laporan masyarakat mengenai keberadaan mayat yang tersangkut di bebatuan sungai Puna, desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan.
Petugas dari Pos Komando Operasi Tinombala Sektor III di Mapolsek Poso Pesisir Selatan kemudian dikirim ke lokasi untuk melakukan evakuasi.
“Mayat yang dievakuasi dari aliran Sungai Puna itu diduga adalah DPO (Daftar Pencarian Orang) Polisi, bernama Andika Eka Putra alias Andika alias Hilal,” uar Hari.
Petugas mengamankan barang bukti berupa satu buah bom lontong atau bom rakitan, serta sebuah tas yang berisi perlengkapan sehari-hari, di tubuh mayat tersebut.
Setelah proses evakuasi jenazah dilakugan, Satgas Operasi Tinombala mendapat informasi mengenai keberadaan tiga orang tidak dikenal yang menyeberangi aliran sungai di dusun Tamanjeka.
Berbekal informasi itu, petugas di lapangan melakukan pengejaran, dua berhasil ditangkap, seorang lainnya meloloskan diri, menurut AKBP Hari Suprapto kepada VOA.
“Yang ditangkap adalah Basri alias Bagong dan istrinya bernama Nurmi Usman alias Oma asal Bima, Nusa Tenggara Barat. Mereka kini sudah diamankan di Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah di Palu untuk pemeriksaan kesehatan. Sementara jenazah dari yang diduga sebagai Andika itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut," ujarnya.
Aparat TNI Polri masih melakukan penyisiran di sekitar lokasi untuk mencari satu orang yang sebelumnya berhasil meloloskan diri, sekaligus mencari barang bukti senjata api yang mungkin telah disembunyikan oleh Basri sebelum ditangkap aparat.
Basri alias Bagong disebut AKBP Hari Suprapto sebagai orang penting dalam kelompok yang menamakan diri mereka Mujahidin Indonesia Timur itu setelah tewasnya Santoso. Dengan penangkapan terakhir itu maka sisa kekuatan kelompok menjadi hanya 12 orang saja, yang masih terus diburu aparat gabungan TNI Polri. [em]