Lupakan Facebook dan Twitter.
Dua dari pemain media sosial terbesar di Asia, Kakao Talk dan Line, berkembang dengan membuat aplikasi pesan seluler bagian integral dari kehidupan anak muda Asia, yang lebih suka berkomunikasi secara privat dibandingkan harus berteriak di arena-arena virtual dan berisiko bermasalah dengan 'troll' - atau mengungkap aspek-aspek kehidupan mereka kepada orangtua.
Kakao Talk adalah aplikasi pesan teratas di Korea Selatan, dengan lebih banyak pengguna dibandingkan Facebook atau Twitter. Orang-orang menggunakannya untuk memanggil taksi atau mengirim uang, melangkah maju ke arah masyarakat tanpa uang tunai.
Bahkan para pejabat pemerintah Korea Selatan lebih suka ruang berbincang Kakao untuk berkomunikasi dengan para kolega dibandingkan dengan email.
Di Jepang, tempat pengguna Line lebih banyak daripada Facebook atau Twitter, orang-orang membeli stiker-stiker digital lucu untuk dikaitkan dengan pesan dan menggunakan aplikasi untuk mencari musik dan pekerjaan.
Aplikasi-aplikasi tersebut menjadi ujian bagi layanan digital, mendemonstrasikan cara-cara tren terbaru dalam teknologi dan komunikasi yang dapat diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari di abad 21.
Di atas itu semua, mereka menghasilkan uang, meskipun beberapa produk, misalnya stiker digital, susah dijual di pasar lain. Para investor Silicon Valley dan startup (perusahaan baru) teknologi di mana saja sedang mengamati mereka dengan seksama. [hd]