Acara televisi Nightline ABC mengunjungi sarana di Chengdu perusahaan Foxconn, perusahaan Taiwan yang merakit sebagian besar produk Apple. Beberapa laporan bulan lalu mengatakan bahwa para pekerja di pabrik itu menerima upah rendah, tinggal di ruang penuh sesak, dan kadang-kadang menghadapi lingkungan kerja yang mengancam nyawa.
Laporan yang ditayangkan hari Selasa itu mengikuti para inspektur dari Asosiasi Buruh Yang Adil. Apple, untuk pertama kalinya, telah mengizinkan organisasi buruh nirlaba mengakses dan memantau keadaan sarana itu, menyusul adanya laporan yang mengancam " akan menjadi cacat terbesar dalam tahun-tahun belakangan ini" pada perusahaan teknologi paling berharga di dunia itu.
Acara televisi itu memperlihatkan ribuan pekerja muda dengan tangan merakit iPhone, iPad dan iPod. Banyak diantara mereka belum pernah melihat sebelumnya dan tidak mampu membeli produk yang sudah jadi. Sebagian besar pekerja di sarana itu menerima upah sedikit lebih dari dua dolar per jam dan bekerja lebih 60 jam per minggu, tanpa mendapat upah lembur.
