Para pejabat Afghanistan mengatakan 12 orang tewas hari Rabu dalam demonstrasi setelah tewasnya 4 orang dalam penggrebekan malam hari oleh NATO, sementara serangan bunuh diri menewaskan 13 orang di tempat lain di negara itu.
Pihak berwenang di provinsi Takhar, Afghanistan Utara, mengatakan lebih dari 2.000 demonstran bentrok dengan polisi di Taloqan, ibukota provinsi itu. Demonstran meneriakkan semboyan yang menentang pemerintah Amerika Serikat dan Afghanistan dan membawa jenazah orang yang tewas dalam penggrebekan melalui jalan-jalan. Lebih dari 80 orang luka-luka dalam demonstrasi itu.
Para pejabat Afghanistan mengatakan 4 orang sipil tewas dalam penggrebekan itu, tetapi NATO mengatakan orang-orang yang tewas adalah pemberontak bersenjata yang berusaha menembak mereka. NATO mengatakan mereka sedang mencari seorang anggota Gerakan Islam Uzbekistan yang mengedarkan senjata dan bahan peledak di provinsi itu.
Di Jalalabad, ibukota provinsi Nangarhar, Afghanistan timur, seorang pembom bunuh diri menabrakkan mobilnya yang sarat bahan peledak ke bus polisi hari Rabu, menewaskan paling sedikit 13 orang dan melukai 20 lainnya. Pejabat setempat mengatakan yang tewas adalah polisi dan kaum sipil.
Sementara itu, Kementerian pertahanan Perancis mengatakan sebuah ledakan menewaskan seorang tentaranya di Afghanistan timur. Dalam pernyataan hari Kamis, kementerian itu mengatakan ledakan itu terjadi hari Rabu di provinsi Kapisa, Afghanistan selatan, pada waktu tentara itu dan tentara lainnya dalam satuan yang sama sedang bersiap-siap hendak menaiki sebuah kendaraan lapis baja.
Ledakan itu melukai empat tentara lainnya, tetapi luka-luka mereka tidak mengancam nyawa mereka. Tentara yang tewas hari Rabu itu adalah tentara Perancis yang ke-58 yang tewas di Afghanistan sejak operasi NATO mulai tahun 2001. Ada sekitar 4.000 tentara Perancis di Afghanistan.
Di Afghanistan barat laut, NATO mengatakan operasi selama tiga hari menewaskan lebih dari 60 pemberontak.