Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Meksiko menyangkal Washington membebankan beberapa persyaratan yang mengikat atas rencana pengiriman jutaan dosis vaksin virus corona ke tetangga selatan Amerika pada saat migrasi lewat Meksiko meningkat dalam perjalanan menuju Amerika Serikat.
“Pencegahan terhadap penyebaran pandemi global menjadi bagian dari salah satu tujuan diplomatik kami. Tujuan diplomatik lainnya adalah menanggapi tantangan di perbatasan. Jadi, seharusnya tidak mengherankan percakapan itu sedang terjadi dan masih berlangsung,” kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki saat ditanya tentang hubungan antara peminjaman pasokan vaksin dan komitmen Meksiko untuk memperketat arus migran menuju utara.
“Ini adalah dua masalah terpisah. Kami mengupayakan sebuah sistem migrasi yang lebih manusiawi dan meningkatkan kerjasama melawan COVID-19, untuk kepentingan kedua negara dan kawasan kita,” kata Roberto Velasco, direktur jenderal kawasan Amerika Utara di Kementerian Luar Negeri Meksiko, dalam pernyataannya.
Psaki, Kamis (18/3), membenarkan adanya diskusi pengiriman 2,5 juta dosis AstraZeneca ke Meksiko dan 1,5 juta ke Kanada.
"Kami sedang mengkaji bagaimana meminjamkan dosis vaksin," kata Psaki. “Itulah sasaran kamidan belum sepenuhnya tuntas."
Dalam sambutannya pada Kamis (18/3) sore Presiden AS Joe Biden mengumumkan dosis ke-100 juta vaksin virus corona dari masa kepresidenannya akan diberikan pada Jumat (19/3).
Sebelumnya Presiden AS itu telah menetapkan target 100 juta vaksinasi dalam 100 hari pertamanya. Jumat, 19 Maret, pekan ini menandai hari ke-58 pemerintahan Joe Biden.
“Para ilmuwan menjelaskan keadaan mungkin menjadi lebih buruk ketika varian baru virus corona menyebar,” Biden memperingatkan.
“Mengusahakan vaksinasi adalah hal terbaik yang dapat dilakukan untuk melawan varian ini. Jutaan orang divaksinasi, kita membutuhkan jutaan lainnya untuk divaksinasi.”
Biden, dalam sambutannya dari East Room Gedung Putih, tidak menyebutkan mengenai pengiriman vaksin ke sejumlah negara. [mg/jm]