Amerika Serikat (AS), Selasa (16/4), mengumumkan akan segera memberlakukan sanksi baru terhadap program rudal dan pesawat tak berawak atau drone Iran setelah Teheran menyerang Israel pada akhir pekan lalu. AS juga berharap bahwa sekutu dan mitra mereka akan mengikuti jejak serupa.
Pernyataan dari Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan datang setelah Menteri Keuangan Janet Yellen mengindikasikan AS sedang mempertimbangkan sanksi apa yang akan dijatuhkan kepada Iran. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyatakan bahwa pihaknya juga tengah mengupayakan langkah yang sama.
Iran mengirim lebih dari 300 rudal, drone, dan roket ke Israel selama akhir pekan, yang disebut sebagai pembalasan atas serangan mematikan terhadap konsulat Teheran di Damaskus. Hampir semua proyektil berhasil dicegat, dan serangan itu hanya mengakibatkan sedikit kerusakan.
“Dalam beberapa hari mendatang, Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi baru yang menargetkan Iran, termasuk program rudal dan drone-nya” serta Garda Revolusi dan Kementerian Pertahanan Iran, kata Sullivan dalam sebuah pernyataan.
“Kami memperkirakan sekutu dan mitra kami akan segera menerapkan sanksi mereka sendiri,” tambahnya.
“Sanksi-sanksi baru dan langkah-langkah lain ini akan terus memberikan tekanan yang kuat untuk membendung dan menurunkan kapasitas dan efektivitas militer Iran serta menghadapi seluruh perilaku bermasalahnya,” katanya.
Washington selama ini menggunakan instrumen ekonomi untuk menanggapi aktivitas Iran. Mereka menargetkan program drone dan rudal Iran, serta pendanaannya terhadap kelompok seperti Hamas. Hamas sendiri telah melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober.
Sebelumnya, Yellen mengevaluasi sanksi tersebut dan mengatakan kepada wartawan: "Tindakan Iran mengancam stabilitas kawasan dan dapat menyebabkan dampak buruk terhadap perekonomian."
Departemen Keuangan tidak akan ragu untuk bekerja sama dengan sekutu AS untuk “menggunakan otoritas sanksi kami untuk terus mengganggu aktivitas rezim Iran yang merusak dan mengganggu stabilitas,” katanya.
Dia menambahkan bahwa “semua opsi untuk mengganggu pendanaan teroris” akan dibahas.
Perang berbulan-bulan antara Israel dan Hamas di Gaza memancing timbulnya kekerasan di wilayah tersebut yang melibatkan proksi dan sekutu Iran. Mereka mengklaim bahwa tindakan mereka merupakan bagian untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza.
Namun ketegangan semakin memanas setelah serangan langsung pertama Teheran terhadap Israel, yang mendorong seruan deeskalasi oleh para pemimpin dunia karena khawatir akan konflik yang lebih luas.
Yellen tidak menjelaskan secara spesifik mengenai langkah-langkah yang mungkin diambil. Namun ia mengatakan bahwa Washington berupaya mengurangi kemampuan ekspor minyak iran, dan menambahkan bahwa mungkin ada “lebih banyak hal yang dapat kami lakukan.”
AS juga berupaya bekerja sama dengan mitra-mitra G7 dan sejumlah negara, termasuk China, untuk membatasi kemampuan Iran dalam mengakses barang-barang yang dibutuhkan untuk membuat senjata, kata seorang pejabat senior Departemen Keuangan kepada wartawan.
“Kami akan melakukan pembicaraan dengan semua pemasok utama di seluruh dunia,” kata pejabat itu.
Setelah pertemuan darurat para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Borrell menyatakan bahwa beberapa negara anggota telah mengusulkan "penerapan tindakan pembatasan yang lebih luas terhadap Iran," dan bahwa pihaknya akan memulai persiapan untuk hal tersebut.
Sullivan menyatakan bahwa Washington telah memberlakukan sanksi terhadap lebih dari 600 individu dan entitas yang memiliki kaitan dengan Iran. Sanksi tersebut terkait dengan berbagai kegiatan seperti terorisme, pendanaan teroris, perdagangan gelap, pelanggaran hak asasi manusia, serta dukungan terhadap kelompok proksi teroris.
“Tekanan akan terus berlanjut,” katanya.
“Kami tidak akan ragu untuk terus mengambil tindakan, melalui koordinasi dengan sekutu dan mitra di seluruh dunia, dan dengan Kongres, untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah Iran atas tindakan jahat dan destabilisasinya.” [ah/rs]
Forum