Laporan terbaru dari Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan bahwa para pendukung al-Qaeda dan kelompok ISIS kini memusatkan perhatian pada Afghanistan, dipicu oleh pengambilalihan negara oleh Taliban pada akhir bulan lalu.
Laporan awal selama seminggu terakhir ini telah menyoroti peningkatan pembicaraan di antara sejumlah teroris yang mengungkapkan keinginan untuk pergi ke Afghanistan. Namun, seorang pejabat tinggi intelijen AS mengatakan pada hari Selasa (14/9) bahwa sebagian dari mereka bahkan telah memulai perjalanannya ke negara itu.
"Kami mulai melihat beberapa indikasi terkait potensi pergerakan al-Qaeda ke Afghanistan," kata Wakil Direktur Badan Intelijen Pusat David Cohen dalam diskusi panel pada pertemuan puncak intelijen.
"Tapi ini masih awal," katanya, memperingatkan bahwa al-Qaeda dapat membangun kembali kelompoknya hanya dalam waktu satu tahun. "Kami tentunya akan mengawasi itu dengan sangat cermat."
Pejabat intelijen AS menolak untuk menyampaikan secara spesifik mengenai identitas anggota-anggota al-Qaeda yang kembali ke Afghanistan, atau dari mana mereka berasal, meskipun sebuah video yang diposting secara online baru-baru ini menunjukkan Amin al-Haq, yang bersama pendiri al-Qaeda Osama bin Laden pernah mengikuti pertempuran Tora Bora, telah kembali ke provinsi asalnya di Nangarhar.
Namun, badan-badan intelijen lain masih meragukan apakah beberapa pemimpin kunci al-Qaeda di Iran saat ini, seperti Saif al-Adel yang merupakan orang nomor dua dalam kelompok teroris tersebut, akan kembali ke Afghanistan mengingat pengaruh kuatnya di beberapa wilayah lain. (mg/em)