Tautan-tautan Akses

AS Berharap untuk Dapat Terus Bermitra dengan Niger


Sejumlah pemimpin militer Niger menyapa para pendukungnya dalam sebuah acara di Stadion Jenderal Seyni Kountche di Niamey, Niger, pada 26 Agustus 2023. (Foto: AFP)
Sejumlah pemimpin militer Niger menyapa para pendukungnya dalam sebuah acara di Stadion Jenderal Seyni Kountche di Niamey, Niger, pada 26 Agustus 2023. (Foto: AFP)

Amerika Serikat tidak mengesampingkan wacana soal kehadiran pasukan militernya yang berkelanjutan di Niger, meskipun telah muncul pernyataan dari junta militer yang berkuasa di negara itu bahwa mereka telah mengakhiri perjanjian yang mengizinkan kehadiran pasukan AS untuk terlibat dalam misi-misi melawan terorisme di Niger.

Sejumlah pejabat sektor pertahanan Amerika Serikat mengatakan pada Senin (18/3), AS belum menarik satupun dari sekitar 1.000 personel militernya dari Niger dan bersama dengan para pejabat dari Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri, mengatakan pembicaraan dengan para pejabat Niger terus berlanjut hingga kini.

“Kami tetap berhubungan,” kata wakil juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, kepada wartawan pada Senin, seraya menambahkan bahwa junta militer Niger belum memberikan informasi mengenai kemungkinan batas waktu bagi pasukan AS untuk meninggalkan negara itu.

“Kami memiliki sejumlah jalur komunikasi yang berbeda dalam semua level pemerintahan antara pemerintah Niger dan pemerintah kita,” ujarnya. “Dan lagi, kami ingin melihat kemitraan ini terus berlanjut jika jalannya terbuka.”

Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, mengatakan sebagian besar pembicaraan untuk saat ini dipusatkan melalui Kedutaan Besar AS.

“Kami terus menempatkan duta besar dan tim kedutaan kami di sana, dan terus berdiskusi dengan [pejabat Niger],” katanya.

“Kami meyakini kemitraan keamanan kami di Afrika Barat sama-sama menguntungkan dan kemitraan tersebut ditujukan untuk mencapai, menurut saya, apa yang menurut kami merupakan tujuan bersama dari mendeteksi, mencegah, dan mengurangi kekerasan teroris,” tambah Patel.

Seorang juru bicara junta militer yang berkuasa mengumumkan pada Sabtu (16/3), bahwa mereka telah mencabut status perjanjian yang mengizinkan pasukan AS beroperasi di negara itu dan bekerja sama dengan militer Niger untuk melawan kelompok militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan kelompok teror ISIS.

Kolonel Amadou Abdramane mengatakan keputusan tersebut sebagian besar diambil berdasarkan apa yang ia sebut sebagai “perlakuan meremehkan” yang ditunjukkan oleh para pejabat AS di delegasi tingkat tinggi yang bertemu dengan pejabat Niger di ibu kota Niamey pada minggu lalu.

“Niger menyesali intensi yang ditunjukkan delegasi Amerika saat menyangkal kedaulatan rakyat Niger dalam menggunakan haknya untuk memilih mitra dan jenis kerja sama yang dapat membantu mereka berjuang melawan terorisme,” ujarnya. [ps/lt/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG