Amerika Serikat mengadakan pertemuan di Washington dan Beijing dengan para diplomat asing dari 40 negara tentang balon mata-mata China yang memasuki wilayah udara AS pada akhir Januari, kata seorang pejabat senior pemerintah dan diplomat pada hari Selasa (7/2).
Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman memberi keterangan kepada hampir 150 diplomat asing di 40 kedutaan pada hari Senin, kata pejabat itu, sedangkan kedutaan AS di Beijing mengundang diplomat asing pada hari Senin dan Selasa untuk mempresentasikan temuan AS tentang balon tersebut.
“Kami ingin memastikan bahwa kami berbagi sebanyak mungkin informasi dengan negara-negara di seluruh dunia yang mungkin juga rentan terhadap jenis operasi ini,” kata pejabat senior pemerintah.
Presentasi Sherman itu pertama kali dilaporkan oleh Washington Post. Harian tersebut juga mengutip para pejabat AS yang mengatakan balon mata-mata itu terkait dengan upaya pengawasan militer ekstensif yang berpusat di Pulau Hainan di Laut China Selatan.
Sementara para analis belum mengetahui ukuran armada balon China, para pejabat AS berbicara tentang puluhan misi yang diluncurkan oleh negara itu sejak 2018 di lima benua, dengan beberapa di antaranya menarget Jepang, India, Vietnam, Taiwan, dan Filipina.
Munculnya balon China di atas Amerika Serikat minggu lalu menyebabkan kemarahan politik di Washington dan membuat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan perjalanan ke Beijing yang tadinya diharapkan kedua negara akan memperbaiki hubungan yang rusak. Blinken tadinya dijadwalkan tiba di Beijing pada hari Minggu (5/2).
Sebuah jet tempur Angkatan Udara AS menembak jatuh balon tersebut di lepas pantai South Carolina pada hari Sabtu, seminggu setelah balon itu pertama kali memasuki wilayah udara A.S.
China mengatakan itu adalah balon cuaca yang terbang melenceng ke wilayah udara AS dan merupakan “insiden terisolasi yang tak terduga.” China mengutuk penembakan tersebut dan menuduh Amerika Serikat bereaksi berlebihan.
Pesawat Mata-Mata
Departemen Luar Negeri juga mengirim misi AS ke seluruh dunia untuk memberikan informasi tentang insiden balon tersebut kepada sekutu dan mitra, tambah pejabat senior tersebut.
Dalam briefing di Beijing, Amerika Serikat menyampaikan informasi yang menunjukkan bahwa balon tersebut bukanlah balon penelitian cuaca seperti yang dikatakan oleh China, tetapi sebuah pesawat yang digunakan untuk spionase, kata para diplomat yang menghadiri diskusi tersebut.
Washington mengatakan balon itu dikendalikan oleh militer China, Tentara Pembebasan Rakyat. [lt/uh]
Forum