Amerika Serikat telah membuka saluran komunikasi langsung dengan Korea Utara dan sedang menyelidiki apakah rejim Kim Jong-un berminat mengusahakan pembicaraan untuk menghentikan program senjata nuklirnya, menurut Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson hari Sabtu (30/9), yang sedang berada di Beijing, mengusahakan kerjasama China untuk melakukan tekanan maksimum terhadap Korea Utara.
“Kami sedang menyelidiki, jadi tunggu perkembangan selanjutnya,” kata Tillerson kepada para wartawan setelah berbicara dengan para pejabat China. “Kami meminta dan mendapat saluran komunikasi dengan Pyongyang. Kami tidak dalam keadaan gelap. Kami mempunyai tiga saluran komunikasi terbuka dengan Pyongyang,” kata Menteri Luar Negeri Amerika itu.
Di tengah-tengah ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea, Tillerson bertemu dengan Presiden China Xi Jinping untuk membicarakan program nuklir Korea Utara dan mereka juga membahas perdagangan dan persiapan kunjungan pertama Presiden Amerika Donald Trump ke China bulan November.
Sebelumnya hari Sabtu, Tillerson bertemu dengan Penasehat Luar Negeri Presiden China Yang Jiechi, dan Menteri Luar Negeri Wang Yi.
Amerika sedang berembuk erat dengan para pejabat China mengenai janji Beijing untuk mengekang impor batu-bara, besi, biji besi, timbal dan timah hitam, serta makanan laut dari Korea Utara.
Kalau dilaksanakan sepenuhnya, larangan impor itu dapat mengurangi banyak penerimaan devisa Korea Utara tahun ini. Korea Utara memperoleh $1,5 milyar dari ekspor barang-barang tadi ke China dalam tahun 2016, menurut Departemen Luar Negeri Amerika. [gp]