Amerika memberlakukan sanksi terhadap delapan bank Korea Utara dan 26 eksekutif bank seiring meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara mengenai program nuklirnya.
"Ini meningkatkan strategi kami untuk sepenuhnya mengucilkan Korea Utara guna mencapai tujuan yang lebih luas yaitu semenanjung Korea yang damai dan bebas nuklir”, kata Menteri Keuangan Amerika Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan.
Pekan lalu, Presiden Donald Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif yang menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap individu maupun perusahaan-perusahaan yang membiayai perdagangan dengan rezim komunis Pyongyang yang tertutup dan mendanai pengembangan senjatanya.
Berbicara di Gedung Putih pada hari Selasa, Trump mengatakan, "Semua negara harus bertindak sekarang untuk menjamin denuklirisasi penuh rezim tersebut."
Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis hari Selasa menekankan bahwa Amerika menghendaki penyelesaian damai bagi ketegangan yang meningkat dengan Korea Utara, meskipun Pyongyang menyatakan bahwa pernyataan Trump lewat tweeter hari Senin sama dengan pernyataan perang.
Di New Delhi untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat India tentang memperkuat hubungan Amerika dan India, Mattis mengatakan bahwa meskipun kehadiran militer Amerika di Semenanjung Korea diperlukan untuk menangkal ancaman Korea Utara, tapi juga mendukung usaha diplomatik untuk menyelesaikan konflik secara damai.
"Dan itulah tujuan kami, untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomatis, dan saya yakin Presiden Trump telah cukup jelas mengenai masalah ini," kata Mattis, setelah pertemuan dengan menteri pertahanan India.
Menteri Luar Negeri Rex Tillerson hari Selasa juga menekankan bahwa Amerika akan "terus melakukan usaha diplomatik dan berharap itulah cara untuk menyelesaikan masalah ini."
Hari Senin, Presiden Donald Trump berkomentar melalui Twitter bahwa rezim pemimpin Korea Utara Kim Jong Un "tidak akan lama lagi" kalau Korea Utara melakukan ancamannya baru-baru ini. [sp/ii]