Pemerintah Amerika dan China dilaporkan hampir siap menandatangani perjanjian dagang tahap pertama permulaan bulan depan. Perjanjian itu akan mengurangi tarif yang dikenakan Amerika atas barang-barang China, atau paling tidak akan mengurangi ketakutan akan berlanjutnya perang dagang antara kedua perekonomian paling besar itu.
Kata para analis, tantangan perekonomian di dalam negeri, termasuk kekhawatiran akan adanya kekurangan likuiditas, dan pengangguran, adalah penyebab utama pemerintah China tampak mengalah pada Amerika.
Tapi, perjanjian dagang mini itu tidak akan banyak menghentikan perang teknologi antara Amerika dan China, penyebab utama sengketa dagang itu.
Kata para pakar, ketegangan yang sebenarnya antara kedua negara adalah dalam bidang teknologi, apakah itu menyangkut Huawei, ZTE, hak milik intelektual atau lainnya, kata Anne Stevenson Yang, pendiri J Capital Research di New York.
“Kedua negara bahkan belum memasuki kancah pertempuran yang sesungguhnya dalam hubungan dagang ini,” kata Anne Stevenson.
Kendati Presiden Trump sejak lama telah menyerang kebijakan China, ia tidak dengan tegas menyebut isu-isu dalam bidang teknologi itu, yang bisa mengakibatkan terus meningkatnya ekspor barang-barang teknologi China ke Amerika, yang akan memperburuk kesenjangan perdagangan.
Kata pakar Anne Stevenson lagi, ia tidak optimistik bahwa perjanjian dagang mini itu akan mengurangi defisit perdagangan Amerika dengan China yang berjumlah 300 milyar dollar per tahun, walaupun China secara samar-samar berjanji akan menambah impor barang dari Amerika dan mengadakan perubahan dalam sistem perekonomiannya.
Ini artinya, tambah Anne Stevenson, Amerika tampaknya lebih terpepet dari China untuk mencapai perjanjian itu, khususnya karena semakin dekatnya pemilihan presiden, di mana Trump akan berusaha mendapat masa jabatan kedua.
Tanggal 13 Desember lalu, para pejabat Amerika mengumumkan bahwa China telah sepakat akan menambah impor barang-barang pertanian, barang pabrik, energi dan bidang pelayanan Amerika yang bernilai sedikitnya 200 milyar dollar dalam waktu dua tahun mendatang.
Wakil perdagangan Amerika Robert Lighthizer bahkan menambahkan bahwa perjanjian itu juga akan mencakup perubahan struktural di China yang bisa diberlakukan secara ketat.
Wakil menteri perdagangan China Wang Shouwen juga mengukuhkan bahwa perjanjian dagang tahap pertama itu akan mencakup sembilan pasal tentang perlindungan hak milik intelektual, transfer teknologi, akses pada pasar layanan keuangan, nilai tukar mata uang dan bagaimana menyelesaikan sengketa perdagangan.
Kata pakar China Liao Qun dari China CITIC Bank International, dilihat sepintas, perjanjian dagang mini ini bisa dianggap sebagai gencatan senjata dalam perang dagang Amerika-China, tapi tidak bisa dipertahankan untuk jangka lama. (ii/jm)