Tekanan semakin meningkat terhadap pemerintah Amerika agar tetap berkomitmen pada kesepakatan Paris mengenai perubahan iklim. Para pemimpin Uni Eropa, seorang mantan sekretaris jenderal PBB dan mantan Presiden Amerika Barack Obama telah bergabung dengan kelompok yang menekankan perlunya tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di seluruh dunia.
Presiden Donald Trump telah bertekad untuk menarik Amerika Serikat dari kesepakatan yang dicapai oleh 195 negara di Paris pada tahun 2015, dengan alasan kesepakatan itu buruk bagi ekonomi dan merugikan industri batubara Amerika. Namun, hari Selasa Gedung Putih mengumumkan bahwa presiden menunda keputusannya mengenai perjanjian iklim untuk kedua kalinya.
China, Amerika Serikat dan Uni Eropa adalah pencemar udara terburuk di dunia. Jika Washington menarik diri dari kesepakatan perubahan iklim, maka ini secara signifikan dapat memperlambat kemajuan menuju pengurangan pemanasan global.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini berkata demikian hari Selasa (9/5) di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Semuanya terkait. Jadi, kami terus berharap bahwa Amerika Serikat akan menemukan cara untuk tetap berkomitmen pada kesepakatan Paris. Saya tahu kini berlangsung perdebatan, dan kami sangat menghargainya, tetapi 195 negara telah menandatangani kesepakatan mengenai perubahan iklim, dan akan ada 195 jalan berbeda untuk memenuhi sasaran yang ditetapkan di Paris dan menghormati kesepakatan tersebut. Saya yakin ada ruang bagi pemerintah Amerika untuk menemukan jalannya sendiri.”
Pada masa lalu, Presiden Trump berulang kali mengatakan bahwa tidak ada bukti pemanasan global. Namun Gedung Putih mengumumkan pada hari Selasa bahwa dia sekali lagi telah menunda keputusan sambil menunggu pembahasan lebih lanjut dengan para pakar.
Juru bicara Gedung Putih Sean Spicer mengatakan, “Presiden telah lama bertemu dengan timnya dalam hal ini, dan dia tidak akan menyampaikan pengumuman mengenai kesepakatan tersebut sampai dia kembali dari KTT G7.”
Mantan presiden Barack Obama selama ini menjadi pendukung setia perlindungan lingkungan. Dalam sebuah forum di Milan, Italia, hari Selasa, dia menyatakan keyakinannya bahwa Amerika Serikat pada akhirnya akan bergerak ke arah yang benar.
Dia menambahkan, "Kabar baiknya adalah karena apa yang kami lakukan selama delapan tahun terakhir, sektor swasta telah menyatakan tekad bahwa masa depan kita akan berada pada energi bersih. Investasi sudah mulai beralih ke energi bersih.”
Mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan mengatakan kepada kantor berita Associated Press dalam sebuah wawancara bahwa dalam jangka panjang keputusan Amerika tidak akan mempengaruhi upaya internasional.
Dia menambahkan, “Bahkan jika Amerika menarik diri besok, saya berani bertaruh bahwa Amerika akan kembali bergabung dalam waktu empat tahun atau lebih. Selain itu, komunitas dunia usaha dan sektor swasta berkomitmen. Mereka tahu implikasinya.”
Sikap Presiden Trump tentang perubahan iklim telah memicu serangkaian demonstrasi oleh para aktivis lingkungan, ilmuwan dan warga biasa. [lt/uh]