Menteri Pertahanan Amerika mengatakan Amerika Serikat mengakui kepengurusan Jepang di kepulauan Senkaku, ucapan yang segera dikecam oleh China.
Jim Mattis mengatakan hari Sabtu (4/2) di Tokyo bahwa dalam pembicaraan dengan menteri pertahanan Jepang, Tomomi Inada, ia menegaskan bahwa kebijakan kami yang sudah sejak lama mengenai Kepulauan Senkaku tetap berlaku.
Kepulauan yang ridak berpenduduk dan disengketakan itu dinamakan oleh Jepang Senkaku dan oleh China Diaoyu. Kedua negara mengklaim kedaulatan dan China telah menciptakan kepulauan buatan di daerah laut China Selatan yang disengketakan.
Di samping itu, Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina dan Brunai juga mengklaim sebagian perairan yang dilalui jalur pelayaran strategis dan kaya akan ikan serta endapan minyak dan gas itu.
Namun, Mattis tidak menyebut perlunya pergerakan militer di daerah itu. “Yang kita harus lakukan adalah semua usaha diplomatik untuk menyelesaikannya dengan wajar, dan memelihara keterbukaan hubungan komunikasi,” kata Mattis. “Pada saat ini kita tidak melihat perlunya pergerakan militer yang signifikan.”
Menteri Pertahanan Amerika itu mengecam China atas hilangnya perasaan saling mempecayai akibat keagresifan China di kawasan Laut China Selatan. “China telah menghancurkan rasa kepercayaan negara-negara di kawasan itu, yang tampaknya dalam usaha memperoleh wewenang veto atas keadaan ekonomi, keamanan, dan diplomatic negara-negara tetangganya,” kata Mattis.
Di Beijing, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengecam sikap Amerika mengenai daerah yang disengketakan itu. Lu Kang menyerukan kepada Amerika agar mengambil sikap yang bertanggungjawab, menghentikan ucapan yang salah mengenai masalah di kepulauan Diaoyu, dan jangan mempersulit masalah kedaulatan tersebut dan membawa ketidakstabilan ke keadaan kawasan itu. [gp]