Amerika mengatakan Iran kini berunding dengan sikap serius tentang program pengembangan nuklirnya tetapi belum menyampaikan cara untuk membuktikan bahwa program tersebut bertujuan damai dan bukan untuk menghasilkan senjata.
Gedung Putih hari Senin (14/7) mengatakan Menteri Luar Negeri John Kerry akan mengevaluasi niat Iran setelah perundingan pekan ini di Wina – Austria dengan mitranya – Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif, dan kemudian menyampaikan nasehat kepada Presiden Barack Obama tentang bagaimana kelanjutan perundingan itu.
Tenggat bagi tercapainya perjanjian program nuklir Iran hari Minggu mendatang hampir tiba, sementara perjanjian sementara yang mengharuskan Iran mengurangi beberapa aspek pengembangan nuklirnya sebagai imbalan dilunakkannya sanksi-sanksi ekonomi Barat, yang telah merugikan ekonomi Iran.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan Iran harus memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian sementara itu.
John Kerry mengatakan kepada staf di Kedutaan Besar Amerika di Wina bahwa perundingan selama dua hari ini dengan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif itu “benar-benar perundingan yang sulit.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan tujuan perundingan di Wina adalah “untuk melihat apakah ada kemajuan yang bisa dicapai”, dan Kerry ingin melakukan pembicaraan mendalam untuk mengetahui seberapa besar keinginan Iran “untuk mengambil pilihan-pilihan sulit yang perlu dilakukannya”.
Sebelumnya pada hari Minggu Kerry mengatakan sebelum perundingan dua hari yang berakhir tanpa kata sepakat, ada “kesenjangan yang signifikan” sebelum perjanjian antara Iran dan Amerika, Tiongkok, Rusia, Inggris, Perancis dan Jerman dapat dicapai.
Zarif menghimbau kedua pihak untuk berundingan dengan itikad baik.
Iran dan keenam negara lainnya telah mengadakan perundingan selama beberapa bulan untuk mencapai perjanjian komprehensif guna memastikan bahwa program nuklir Iran bertujuan damai. Sebagai imbalan, Iran menghendaki dicabutnya seluruh sanksi ekonomi internasional.
Iran mengatakan aktivitas pengayaan yang dilakukannya adalah untuk memproduksi bahan bakar reaktor, namun Amerika dan beberapa negara Barat khawatir Iran berupaya mengembangkan persenjataan nuklir. Pemerintah Iran telah berulangkali membantah tuduhan-tuduhan itu.