Amerika menyerukan ketenangan pada semua pihak di Hong Kong tenang, ketika demonstrasi dalam beberapa hari ini bergulir menjadi aksi kekerasan; dan pejabat-pejabat Amerika mencatat isyarat melunaknya pemerintah Hong Kong dan juga demonstran pro-demokrasi.
Polisi Hong Kong menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstarsi anti-pemerintah hari Sabtu (24/8), yang dibalas demonstran dengan melemparkan bom bensin dan batu bata.
“Kami tidak bisa duduk diam melihat terjadinya aksi kekerasan yang lebih besar,” ujar seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika kepada VOA hari Selasa (27/8).
“Jangan lagi ada aksi kekerasan oleh kedua pihak,” baik dari polisi maupun demonstran, tambahnya.
Demonstrasi pro-demokrasi selama beberapa minggu di Hong Kong tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Tetapi pejabat Amerika itu mengatakan isyarat yang membesarkan hati. “Kami melihat Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam telah melangsungkan perundingan untuk membahas lima tuntutan para demonstran. Tampaknya dia sedang mengkaji dua tuntutan itu sekarang. Kami melihat kedua pihak mulai melunak, dan harapan kami semua hal ini akan selesai dengan damai,” tambahnya.
Tanggal 1 Oktober mendatang menandai 70 tahun pembentukan RRC.
Pejabat senior pemerintah Amerika itu mengatakan Washington berharap para pemimpin China “dapat menyelesaikan hal ini dengan memperhatikan kepentingan dan keprihatinan rakyat Hong Kong yang terbiasa dengan proses demokratik atau menggunakannya agar suaranya terdengar.”
Di Beijing, China hari Selasa (27/8) menyampaikan “ketidakpuasan” dengan pernyataan bersama pemimpin-pemimpin G7 yang menyerukan otonomi Hong Kong sebagaimana ketika serah terima kendali wilayah itu dari Inggris ke China tahun 1984.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menuduh para pemimpin G7 itu “mencampuri” dan “menyembunyikan niat buruk.”
Dalam sebuah konferensi pers di Beijing, Geng mengatakan “kami menyampaikan ketidakpuasan dan tentangan tegas terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh para pemimpin KTT G7 tentang urusan Hong Kong.”
Ditambahkannya, “kami telah berulangkali menegaskan bahwa urusan Hong Kong murni merupakan urusan dalam negeri China dan tidak ada satu negara, organisasi atau individu yang memiliki hak untuk campur tangan.” (em/jm)