Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat (20/9), menyetujui pengiriman pasukan Amerika untuk meningkatkan pertahanan udara dan rudal Arab Saudi. Hal ini dilakukan pasca serangan terbesar yang pernah terjadi pada fasilitas minyak kerajaan. Atas kasus tersebut Washington secara langsung menyalahkan Iran.
Pentagon mengatakan pengerahan itu akan melibatkan sejumlah pasukan, namun tidak mencapai ribuan. Pada dasarnya pasukan tersebut akan bersifat defensif.
Reuters sebelumnya melaporkan bahwa Pentagon mempertimbangkan untuk mengirim baterai anti-rudal, drone, dan lebih banyak jet tempur. AS juga mempertimbangkan untuk mempertahankan kapal induk di wilayah tersebut tanpa batas waktu.
"Menanggapi permintaan kerajaan, presiden telah menyetujui pengerahan pasukan AS, yang akan bersifat defensif dan terutama berfokus pada pertahanan udara dan rudal," kata Menteri Pertahanan AS Mark Esper, seperti dilansir Reuters.
"Kami juga akan bekerja untuk mempercepat pengiriman peralatan militer ke kerajaan Arab Saudi dan UEA untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk mempertahankan diri," tambahnya.
Pengumuman Pentagon Jumat malam tampaknya menutup opsi untuk melakukan serangan balasan terhadap Iran setelah serangan itu. Serangan tersebut mengguncang pasar global dan mengekspos kesenjangan besar dalam pertahanan udara Arab Saudi.
Trump mengatakan sebelumnya pada hari Jumat, ia percaya pengekangan militernya sejauh ini menunjukkan kekuatan. Ia telah menerapkan sanksi ekonomi terhadap Teheran.
“Karena hal termudah yang bisa saya lakukan,‘ Oke, silakan. Hancurkan 15 hal utama yang berbeda di Iran. "... Tapi saya tidak ingin melakukan itu jika saya bisa," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
Namun pengerahan pasukan itu dapat lebih membuat marah Iran, yang melihat berbagai pengerahan pasukan Amerika tahun inidengan curiga.
Gerakan Houthi yang berpihak Iran-Yaman telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Hubungan antara Amerika Serikat dan Iran telah memburuk dengan tajam sejak Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi terhadap ekspor minyaknya.
Arab Saudi mengatakan telah diserang oleh total 25 drone dan rudal, termasuk Iran Delta Wing kendaraan udara tak berawak (UAV) dan rudal jelajah "Ya Ali". [ah]