Jenderal Kenneth “Frank” McKenzie dari Korps Marinir Amerika telah mengambil alih Komando Pusat Amerika atau US Central Command yang mengawasi operasi militer di Timur Tengah, Asia Barat Daya dan Asia Tengah.
Berbicara pada upacara serah terima komando pada Kamis (28/3) di Pangkalan Angkatan Udara MacDill di Tampa, Florida,McKenzie mengatakan US Central Command “siap melakukan apa yang selama ini telah dilakukan” ketika Amerika mengakhiri operasi melawan ISIS di Irak dan Suriah, dan melanjutkan upaya untuk menekan Taliban di Afghanistan.
McKenzie menggantikan Jenderal Angkatan Darat Joseph Votel yang telah memimpin US Central Command sejak 30 Maret 2016.
Votel memuji upaya-upaya Amerika dan negara-negara di kawasan, juga para pemimpin militer dari negara lain, yang menghadiri acara itu. ‘’Berkat upaya kita, tentara Irak yang pernah kalah dan mundur, kini bangkit lagi, seperti burung phoenix yang bangkit dari kekalahan 2014 dan kini dengan bangga membela negara mereka,’’ ujarnya.
Kekuasaan ISIS di Irak dan Suriah mencapai puncaknya pada 2014. Pekan lalu pasukan internasional mengumumkan keberhasilan mereka mengalahkan kelompok itu setelah merebut kembali kubu terakhir di bagian timur Suriah.
"Kami tidak akan pernah membiarkan para ekstremis menggunakan wilayah ini sebagai platform untuk menyerang tanah air kami,’’ dan ‘’kami akan terus menjaga akses wilayah perairan yang penting, yang mendukung perdagangan global dan kebebasan bernavigasi,’’ ujar Votel.
Votel juga membahas perjuangan yang sedang dilakukan di Afghanistan, dengan memuji pemerintah Afghanistan dan internasional karena melakukan "tekanan militer yang membuat Taliban bersedia kembali ke meja perundingan dan memberi kita jalur yang nyata untuk merundingkan penyelesaian atas perang yang panjang ini.’’
Meskipun pasukan keamanan Afghanistan yang memimpin perang melawan ekstremis di Afghanistan, militer Amerika telah ikut bertempur di negara itu dalam beragam kapasitas selama hampir dua puluh tahu. Ini adalah fakta yang dikecam keras Presiden Donald Trump.
"Sebagaimana yang disampaikan presiden kita baru-baru ini, negara yang besar tidak terlibat dalam perang yang tidak berakhir, dan seharusnya kita tidak melakukannya. Ini saatnya mengakhiri konflik ini,’’ ujar Votel. ‘’Hal ini tidak secepat yang diinginkan banyak orang, tetapi dapat dilakukan.’’
Saat ini ada sekitar 14.000 personel Amerika di negara yang dikoyak perang itu.
Sebelum mengomandoi US Central Command – biasa disebut CENTCOM – McKenzie telah menjadi Direktur Ketua Kepala Staf Gabungan. McKenzie lulus dari Citadel pada 1979. Ia pernah ditempatkan di Afghanistan pada 2004 dan di Irak pada 2005 dan 2006. [em]