Presiden Joe Biden meluncurkan kampanye nasional sebulan penuh agar tercapai target 70% orang dewasa sudah divaksinasi pada Hari Kemerdekaan AS pada tanggal 4 Juli. Tetapi pemerintah belum menjelaskan strateginya berbagi vaksin dengan seluruh dunia.
Kehidupan di AS mulai terasa lebih normal karena170 juta penduduknya telah divaksinasi. Negara ini melangkah lebih jauh, dengan kampanye nasional selama sebulan untuk memperoleh jumlah 70% orang dewasa yang divaksinasi pada Hari Kemerdekaan AS.
“Kalau kalian divaksinasi pekan ini, sampai pada pekan 4 Juli kalian sudah divaksinasi penuh, dan kalian dapat merayakan Hari Kemerdekaan tanpa rasa takut atau khawatir,” ujar Biden.
Pada hari Rabu (2/6), Presiden Joe Biden mengumumkan beberapa prakarsa, termasuk penitipan anak gratis supaya orang tua bisa divaksinasi, tumpangan gratis ke tempat vaksinasi, merekrut tukang cukur dan salon kecantikan untuk mengajak pelanggan mereka divaksinasi, dan mendorong perusahaan-perusahaan untuk memberi imbalan agar orang bersedia divaksinasi.
“Bir gratis untuk semua orang berusia 21 tahun atau lebih untuk merayakan kemerdekaan dari virus,” tambah Biden.
Sementara orang Amerika mendapat berbagai hadiah untuk divaksinasi gratis, sebuah studi oleh Duke Global Health Innovation Center menunjukkan, AS akan mempunyai kelebihan ratusan juta dosis vaksin pada bulan Juli.
Kepala penasihat medis Pusat Kebijakan Bipartisan, Dr. Anand Parekh mengatakan, “Kita telah sepakat menyediakan 600 juta dosis di negara ini, 366 juta telah dibagikan. Kita akan lihat apakah kita akan kelebihan vaksin dalam beberapa bulan ke depan. 80 juta dosis, sebagian besar buatan AstraZeneca, telah dijanjikan untuk dunia. Kita harus memastikan, vaksin dibagikan dengan cepat dan secara adil.”
Pemerintah semakin menghadapi tekanan untuk mengumumkan kapan dan bagaimana kelebihan vaksin itu akan dibagikan.
Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken mengatakan, “Kami akan berfokus pada pemerataan vaksin. Kami akan berfokus pada iptek (sains). Kami akan bekerja sama dengan COVAX.”
COVAX adalah mekanisme PBB untuk memastikan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah mendapat akses ke vaksin.
Pertemuan puncak virtual hari Rabu, yang diselenggarakan oleh Jepang dan Aliansi Vaksin, Gavi, mendapat tambahan dana $2,4 miliar untuk
COVAX, sehingga jumlahnya menjadi hampir $9,6 miliar. AS berperan serta tetapi tidak mengumumkan sumbangan tambahan.
Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan, “Amerika telah menyumbang $2 miliar kepada GAVI untuk COVAX, dan kami berjanji memberi tambahan $2 miliar hingga 2022.”
Pemerintah juga mempertimbangkan akan mengirim dosis-dosis vaksin ke masing-masing negara. Banyak negara yang meminta, termasuk Korea Selatan, Bangladesh, dan Vietnam. Gedung Putih belum menanggapi. [ps/ka]