Amerika Serikat (AS), Senin (3/5), mengatakan akan menyatukan kembali empat keluarga migran pertama yang dipisahkan di perbatasan AS dengan Meksiko selama kepresidenan Donald Trump.
Pemerintahan Presiden Joe Biden menjanjikan penyatuan itu "hanyalah awal" dari lebih banyak lagi reunifikasi.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas menolak menyebutkan nama-nama keluarga yang terlibat dalam reunifikasi tahap pertama yang akan berlangsung minggu ini. Namun, dia mengatakan dua dari empat keluarga itu termasuk ibu yang terpisah dari anak-anak mereka pada akhir 2017, satu warga Honduras, dan satu lagi Meksiko.
Pejabat kabinet Biden menggambarkan anak-anak itu, yang semuanya sudah tinggal di AS, baru berusia 3 tahun pada saat terpisah dari keluarga mereka dan "anak-anak remaja yang harus hidup tanpa orang tua selama tahun-tahun pertumbuhan mereka yang paling penting."
Menurut Michelle Brane, direktur eksekutif Gugus Tugas Reunifikasi Keluarga pemerintahan Biden, orang tua anak-anak tersebut akan kembali ke AS berdasarkan apa yang disebut pemerintah sebagai pembebasan kemanusiaan bersyarat, sementara para pejabat mempertimbangkan pilihan jangka panjang lainnya untuk tetap menyatukan keluarga.
Mayorkas mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah akan terus menyatukan kembali lebih banyak anak dengan orang tuanya dalam beberapa minggu dan bulan mendatang. Masih banyak yang harus dilakukan, namun ia bangga atas kemajuan yang telah dibuat dan reunifikasi yang telah dilakukan minggu ini.
Brane mengatakan pemerintah yakin lebih dari 1.000 keluarga masih terpisah. Para pejabat mengatakan banyak orang tua yang terpisah dari anak-anak mereka, kebanyakan dari Meksiko, Honduras, Guatemala dan El Salvador, sulit ditemukan. Jumlah pasti yang akan dipersatukan kembali tergantung pada hasil perundingan dengan organisasi American Civil Liberties Union untuk menyelesaikan gugatan federal mereka di San Diego, California, dekat perbatasan.
Pemerintahan Trump memisahkan lebih dari 5.000 anak di perbatasan AS-Meksiko dari orang tua mereka sebagai bagian dari tindakan keras, di mana setiap orang dewasa yang memasuki negara itu secara ilegal dihukum. Namun ia mengakhiri praktik pemisahan anak di tengah kecaman keras internasional dan perintah pengadilan pada Juni 2018.
Biden mengecam pemisahan keluarga itu sebagai "tragedi kemanusiaan." [my/ka]