Tautan-tautan Akses

AS Peringatkan China akan Imbas Balik Populis


Para pengunjung mengenakan masker untuk melindungi dari penularan virus corona di Kota Terlarang, Beijing, 1 Mei 2020. (Foto: AP)
Para pengunjung mengenakan masker untuk melindungi dari penularan virus corona di Kota Terlarang, Beijing, 1 Mei 2020. (Foto: AP)

Seorang pejabat tinggi AS dan berperan dalam kebijakan pemerintahan Trump atas China mencoba berkomunikasi langsung dengan rakyat China dalam rangka mengungkapkan keprihatinan AS sehubungan penanganan pandemi virus corona oleh pemerintah China.

Deputi Penasihat Keamanan Nasional AS, Matt Pottinger, berbicara dalam bahasa Mandarin, Senin (4/5). Dia mengatakan, partai komunis yang berkuasa terancam sebuah imbas balik populer kalau Beijing tidak melonggarkan kendali atas kebebasan berbicara.

“Ketika aksi-aksi kecil yang berani ditumpas oleh pemerintah, maka aksi keberanian yang lebih besar akan menyusul,” kata Pottinger dalam sebuah webinar yang diselenggarakan oleh Miller Center dari University of Virginia.

Peringatan ini datang pada saat China memperingati ulang tahun ke-101 dari Gerakan Empat Mei, sebuah protes budaya dan politik yang kemudian melapangkan jalan bagi China untuk memodernisasi.

Sejak merebaknya wabah virus corona di China, penguasa memberangus para pengkritik yang membeberkan sejumlah kekurangan dari upaya pemerintah menangani wabah.

Para dokter China, termasuk dr. Lie Wenliang yang memberi peringatan dini sebelum terkena virus corona, dikenakan hukuman. Lainnya, termasuk jurnalis dari kalangan warga China seperti Chen Qiushi, Fang Bin, dan Li Zehua, yang mengecam pemerintah dan menyebut pemerintah salah urus krisis tiba-tiba menghilang.

“Ketika sekelompok kecil orang berkedudukan menjadi terkucil dan mementingkan diri sendiri, populisme akan menarik mereka atau menggulingkan mereka.Ini adalah energi kinetik. Hal ini memicu keputusan Brexit pada 2015, dan pemilihan Presiden Trump pada 2016,” imbuh Pottinger. [jm/pp]

Recommended

XS
SM
MD
LG