Harian New York Times melaporkan bahwa Badan Keamanan Transportasi Amerika (TSA) akan memperluas pemeriksaan terhadap para penumpang pesawat sebelum tiba di bandara-bandara Amerika dengan menggunakan apa yang disebut suratkabar itu “serangkaian besar bank data pemerintah dan swasta.”
Harian itu mengatakan tujuannya, menurut TSA, adalah menyederhanakan prosedur keamanan bagi para penumpang yang tidak ada resikonya. Tetapi suratkabar itu mengatakan langkah ini menambah wewenang pemerintah Amerika untuk menggunakan data penumpang bagi penerbangan domestik, dalam cara yang sebelumnya hanya diterapkan untuk penumpang dari luar Amerika.
Harian Times mengatakan pemeriksaan itu tidak hanya mencakup pengecekan latar belakang yang sudah bertahun-tahun dilakukan TSA yaitu membandingkan nama, jenis kelamin dan tanggal lahir seorang penumpang dengan daftar pengawasan teroris. Harian itu melaporkan proses pemeriksaan kini akan mencakup penggunaan nomor paspor penumpang dan data-data identifikasi lainnya untuk mengakses sistem bank data milik Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika.
Harian itu juga mengatakan bank data yang digunakan TSA dapat mencakup data seperti pendaftaran mobil dan informasi pekerjaan.
Tetapi dalam sebuah blog Internet hari Selasa, TSA membantah akan memperluas jenis informasi yang digunakannya untuk pemeriksaan. Mereka mengatakan data pendaftaran mobil, informasi pekerjaan ataupun “bank data swasta” tidak akan digunakan.
TSA dibentuk setelah serangan 11 September 2001 terhadap Amerika, di mana teroris al-Qaida membajak empat pesawat komersil Amerika dan menerbangkan dua diantaranya ke menara kembar World Trade Center di New York dan satu ke Pentagon, dekat Washington. Pesawat ke-empat jatuh di sebuah lapangan di Pennsylvania.
Harian itu mengatakan tujuannya, menurut TSA, adalah menyederhanakan prosedur keamanan bagi para penumpang yang tidak ada resikonya. Tetapi suratkabar itu mengatakan langkah ini menambah wewenang pemerintah Amerika untuk menggunakan data penumpang bagi penerbangan domestik, dalam cara yang sebelumnya hanya diterapkan untuk penumpang dari luar Amerika.
Harian Times mengatakan pemeriksaan itu tidak hanya mencakup pengecekan latar belakang yang sudah bertahun-tahun dilakukan TSA yaitu membandingkan nama, jenis kelamin dan tanggal lahir seorang penumpang dengan daftar pengawasan teroris. Harian itu melaporkan proses pemeriksaan kini akan mencakup penggunaan nomor paspor penumpang dan data-data identifikasi lainnya untuk mengakses sistem bank data milik Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika.
Harian itu juga mengatakan bank data yang digunakan TSA dapat mencakup data seperti pendaftaran mobil dan informasi pekerjaan.
Tetapi dalam sebuah blog Internet hari Selasa, TSA membantah akan memperluas jenis informasi yang digunakannya untuk pemeriksaan. Mereka mengatakan data pendaftaran mobil, informasi pekerjaan ataupun “bank data swasta” tidak akan digunakan.
TSA dibentuk setelah serangan 11 September 2001 terhadap Amerika, di mana teroris al-Qaida membajak empat pesawat komersil Amerika dan menerbangkan dua diantaranya ke menara kembar World Trade Center di New York dan satu ke Pentagon, dekat Washington. Pesawat ke-empat jatuh di sebuah lapangan di Pennsylvania.