Amerika Serikat mengatakan sangat prihatin dengan bentrokan baru-baru ini di kawasan Oromia, Ethiopia, yang mengakibatkan kematian sejumlah orang yang memprotes rencana pemerintah mengubah lahan pertanian menjadi kawasan bisnis.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, melalui wakil juru bicara Mark Toner, Sabtu pagi (19/12), mengatakan bahwa Amerika Serikat mendesak pemerintah Ethiopia untuk mengizinkan demonstrasi damai dan melangsungkan dialog konstruktif untuk mengatasi keluhan masyarakat. Departemen Luar Negeri AS juga mendesak para pemrotes untuk menghindari kekerasan dan terbuka pada dialog.
Para pemrotes telah berdemonstrasi selama hampir sebulan menentang rencana pemerintah mengubah sebuah kawasan pertanian di luar ibukota, Addis Ababa, menjadi zona bisnis baru. Aksi protes ini mengakibatkan kematian sejumlah demonstran setelah mereka bentrok dengan pasukan keamanan.
Hari Senin, pemerintah Ethiopia mengatakan, lima orang tewas dalam aksi protes itu, dan memperingatkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinanmeningkat. Kelompok-kelompok oposisi yang mendukung demonstrasi itu mengatakan jumlah kematian sesungguhnya lebih tinggi, yakni sekitar 30 orang.
Para demonstran, yang berasal dari kelompok etnik Oromo, mengatakan, rencana pemerintah itu akan memarjinalkan orang-orang Oromo yang umumnya tinggal di kawasan pinggirian ibukota. Pemerintah berargumentasi, rencana itu akan menghadirkan bisnis baru dan menguntungkan semua pihak.
Kelompok-kelompok oposisi mengatakan para domonstran umumnya pelajar dan petani, sementara pemerintah menggambarkan mereka sebagai kelompok-kelompok ekstremis Oromo dan gang-gang bersenjata. [ab]