Rusia tidak menurunkan posturnya di dunia maya, sebaliknya meningkatkan laju operasinya melawan Amerika, menurut pejabat intelijen tertinggi Amerika.
"Rusia telah secara jelas mengambil postur cyber yang lebih agresif dengan meningkatkan operasi spionase dunia, dan membocorkan data yang dicuri dari operasi tersebut," kata Direktur Intelijen Nasional AS, Dan Coats, hari Rabu.
Coats tidak menguraikan lingkup atau target operasi cyber Rusia, namun memperingatkan banyak musuh Amerika semakin berusaha untuk mempengaruhi opini publik.
"Musuh-musuh kita menggunakan internet untuk memperkuat gema tentang informasi, gagasan, atau keyakinan melalui pengulangan," kata Coats dalam Konferensi Billington CyberSecurity di Washington.
"Upaya-upaya mereka ditujukan untuk menggerogoti lembaga-lembaga demokrasi kita atau mendorong aksi kekerasan," tambahnya.
Pejabat tinggi intelijen itu juga mengatakan, peretas semakin menarget industri pertahanan AS.
Dalam sebuah laporan tidak rahasia yang dirilis bulan Januari, badan intelijen tinggi AS menyimpulkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan "kampanye memperluas pengaruhnya" yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam upaya mengganggu pemilihan presiden 2016 untuk mendukung kandidat Donald Trump sebagai presiden AS.
Sebagai Presiden, Trump telah berulang kali mempertanyakan pendapat itu, dan kadang-kadang tidak jelas apakah russia memang terlibat. . Namun minggu lalu, penyelidikan internal Facebook menemukan 470 akun yang terkait dengan Rusia membayar ribuan iklan politik yang muncul dalam pemilihan presiden AS tahun lalu. [ps/ii]