Tautan-tautan Akses

AS "Sangat Prihatin" Terhadap Kerusuhan di Hong Kong


Para pedemo anti-pemerintah memblokir sebuah jalan dekat Hong Kong Polytechnic University (PolyU) di Hong Kong, China, 18 November 2019. (Foto: Reuters)
Para pedemo anti-pemerintah memblokir sebuah jalan dekat Hong Kong Polytechnic University (PolyU) di Hong Kong, China, 18 November 2019. (Foto: Reuters)

Amerika menyatakan keprihatinan "serius" terhadap "kerusuhan politik yang semakin dalam dan kekerasan di Hong Kong" sementara konfrontasi antara polisi dan pedemo meningkat dalam beberapa hari terakhir.

"Kami telah berulang kali mengimbau semua pihak di Hong Kong agar menahan diri. Kekerasan oleh pihak manapun tidak dapat diterima. Pemerintah Hong Kong memikul tanggung jawab utama untuk menghadirkan ketenangan di Hong Kong," ujar Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo, Senin (18/11) dalam konferensi pers di Departemen Luar Negeri.

Pernyataan Pompeo datang sementara kerusuhan di Hong Kong meningkat. Polisi mengancam akan menembakkan peluru tajam jika demonstran tidak berhenti menggunakan senjata dalam protes anti-pemerintah.

Senin (18/11), ketua fraksi Republik yang mayoritas di Senat, Mitch McConnell, menyerang China. McConnell merujuk pada dokumen yang bocor yang "menggambarkan perlakuan pemerintah yang mengerikan dan sistematis terhadap etnis minoritas di kawasan lain yang seharusnya otonomi, Xinjiang."

Terkait China, McConnell meminta pemerintah Trump agar tidak hanya berfokus pada perdagangan, tetapi juga "membuat otonomi Hong Kong menjadi topik utama dalam diplomasi bilateral kita."

Sebelumnya, Senin (18/11), polisi memperketat barikade di sekitar Polytechnic University dan melarang puluhan mahasiswa menerobos garis polisi.

Rektor Polytechnic University mengatakan, ia menjadi perantara gencatan senjata dengan polisi yang akan memungkinkan ratusan pemrotes yang terjebak di kampus pergi dengan damai.[ka/pp]

Recommended

XS
SM
MD
LG