Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Selasa (15/2), mengatakan ia “resah oleh tuduhan-tuduhan baru yang meragukan” terhadap pemimpin oposisi Rusia Alexey Navalny, yang diadili pada Selasa (15/2) di sebuah koloni penjara di luar kota Moskow.
Navalny dituduh melakukan penggelapan dan penghinaan terhadap pengadilan. Jika terbukti bersalah, ia diancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.
“Navalny dan rekan-rekannya menjadi sasaran karena pekerjaan mereka menyoroti korupsi pejabat,” cuit Blinken. Ia menambahkan seruan kepada pihak berwenang Rusia untuk membebaskan Navalny “dan mengakhiri pelecehan dan penuntutan terhadap para pendukungnya.”
Pengkritik Kremlin itu ditangkap pada Januari 2021 dan divonis bersalah melanggar pembebasan bersyaratnya dengan melewatkan waktu beberapa bulan di Jerman untuk memulihkan diri dari serangan racun. Ia dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara.
Pada persidangan barunya, para investigator Rusia mengatakan Navalny menggelapkan uang yang disumbangkan untuk organisasi politik antikorupsi pimpinannya, FBK. Tuduhan penghinaan terhadap pengadilan bersumber dari Navalny yang dituduh menghina seorang hakim dalam persidangan sebelumnya.
“Ini hanya karena orang-orang yang memerintahkan persidangan ini merasa benar-benar ketakutan,” kata Navalny, 45, dalam persidangan. “(Takut) atas apa yang saya katakan dalam persidangan ini, atas orang-orang yang melihat bahwa kasus ini jelas dibuat-buat.”
Navalny dengan tegas membantah tuduhan dan menyatakannya bermotivasi politik.
“Saya tidak takut akan pengadilan ini, akan koloni penjara, FSB, para jaksa penuntut, senjata kimia, Putin dan semua lainnya,” kata Navalny di pengadilan, menurut rekaman video pernyataannya. “Saya tidak takut karena saya percaya ini memalukan dan sia-sia untuk takut pada itu semua.”
Sekutu-sekutu Navalny telah mengecam kasus ini, dan pengacaranya mengatakan ini adalah upaya Kremlin untuk membungkamnya.
“Kami yakin persekusi terhadap Navalny ilegal, ini jelas berlatar belakang politik, dan bertujuan untuk mendiskreditkan dan menyingkirkannya dari aktivitas politik,” kata pengacaranya, Olga Mikhailova, menurut kantor berita AFP.
Rival lama Presiden Rusia Vladimir Putin itu menuduh presiden memperkaya diri sendiri serta para pejabat pemerintah lainnya melalui tindakan korupsi. Upayanya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2018 memperburuk hubungannya dengan Kremlin.
Beberapa bulan lalu, Navalny dan rekan-rekannya dimasukkan ke daftar ekstremis dan teroris oleh para pejabat Rusia. [uh/ab]