Gencatan senjata sementara yang baru-baru ini dicapai Amerika dan Taliban Afghanistan akan segera berlaku dan akan mengharuskan kelompok pemberontak itu berhenti melancarkan serangan-serangan besar di Afghanistan selama tujuh hari, seorang pejabat senior Amerika mengatakan hari Jumat (14/2).
Pejabat pemerintah Trump, yang tidak mau disebut namanya itu, membahas rincian langka tentang apa yang disebut kesepakatan "pengurangan kekerasan". Kesepakatan itu akan mengikat Taliban untuk tidak meluncurkan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri serta serangan roket terhadap pasukan Afghanistan maupun pasukan asing pimpinan Amerika di mana saja di negara itu, ujar pejabat itu kepada wartawan yang ikut hadir bersama Menteri Luar Negeri Mike Pompeo di Munchen.
Jika pemberontak mematuhi komitmen mereka, menurut pejabat itu, kesepakatan itu akan membuka jalan bagi kesepakatan perdamaian yang lebih luas yang telah dirundingkan utusan Amerika dan Taliban selama setahun ini.
Sementara pejabat Amerika menolak mengatakan kapan tepatnya kesepakatan pengurangan kekerasan itu akan berlaku, sumber-sumber Taliban Afghanistan mengklaim periode tujuh hari itu akan dimulai 22 Februari dan perjanjian perdamaian akan ditandatangani pada 29 Februari.
Sumber-sumber pemberontak mengatakan penjamin internasional seperti PBB, Rusia, China, Arab Saudi, Pakistan, Jerman, Norwegia dan Qatar, yang selama beberapa bulan menjadi tuan rumah perundingan Amerika-Taliban, akan menyaksikan upacara penandatanganan itu.
Menlu AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Mark Esper, bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dalam konferensi itu pada hari Jumat.
Pengumuman itu dikeluarkan sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan ada “kesempatan baik” mencapai kesepakatan dengan Taliban mengenai pengurangan jumlah tentara AS di Afghanistan.
Suatu kesepakatan mengenai penarikan pasukan dalam jumlah besar akan menjadi pencapaian penting bagi Trump, yang berulang kali berjanji akan menghentikan “perang yang tak ada habis-habisnya” sewaktu ia berusaha meraih masa jabatannya yang kedua dalam pemilihan November mendatang. [uh/ab]