Dua pengungsi dari Timur Tengah telah ditangkap atas tuduhan terkait terorisme yang diajukan pemerintah federal AS, menambah kritik terhadap rencana Gedung Putih untuk menerima ribuan pengungsi dari kawasan yang dilanda perang di Timur Tengah.
Kedua pria itu warga Palestina yang lahir di Irak dan telah berada di AS selama beberapa tahun, demikian menurut pejabat AS. Keduanya mungkin telah melakukan kontak satu sama lain, tetapi tampaknya tidak merencanakan serangan-serangan di AS, kata para pejabat.
Menurut Departemen Kehakiman AS, Aws Mohammed Younis Al-Jayab, 23 tahun, ditangkap Kamis di Sacramento, California, di mana ia dituduh membuat pernyataan palsu terkait terorisme internasional.
Al-Jayab datang ke AS dari Suriah pada 2012 sebagai pengungsi. Dia dituduh berbohong kepada pihak berwenang tentang perjalanannya ke Suriah, di mana menurut media sosial, ia berjuang dengan kelompok-kelompok ekstremis, termasuk Ansar al-Islam.
Omar Faraj Saeed Al-Hardan, 24 tahun, ditangkap di Houston, Texas. Dia dituduh berusaha memberikan dukungan material, termasuk "pelatihan, saran dan bantuan ahli" kepada kelompok Negara Islam, demikian menurut dakwaan federal.
Al-Hardan masuk AS sebagai pengungsi dari Irak pada tahun 2009 dan kemudian mendapatkan status tinggal permanen. Dia juga dituduh membuat pernyataan palsu kepada pejabat imigrasi tentang hubungannya dengan kelompok teroris.Keduanya akan hadir di pengadilan Jumat.
Kasus-kasus ini mungkin menyalakan kembali perdebatan di AS tentang rencana Gedung Putih untuk menerima 10.000 pengungsi dari Suriah tahun ini, meskipun ada kekhawatiran akan keamanan.
Di Texas, di mana pihak berwenang telah berusaha memblokir upaya federal untuk memukimkan pengungsi Suriah, Gubernur Greg Abbott menggunakan penangkapan ini sebagai peluang untuk memperbaharui kecaman terhadap rencana pemukiman itu.
"Inilah alasan mengapa saya meminta agar dihentikan pengungsi yang masuk AS dari negara-negara yang dikendalikan oleh teroris," katanya dalam sebuah pernyataan. "Saya sekali lagi mendesak Presiden untuk menghentikan pemukiman kembali para pengungsi ini di Amerika Serikat sampai ada proses pemeriksaan yang efektif yang akan memastikan pengungsi tidak membahayakan keselamatan orang Amerika dan Texas."
Gedung Putih mengatakan semua pengungsi yang masuk ke AS menjalani proses penyaringan yang ketat. [as]